Translate

Sunday, June 8, 2014

isolasi eugenol dari tanaman cengkeh


Eugenol

Eugenol merupakan salah satu komponen kimia dalam minyak cengkeh yang memberikan bau dan aroma khas pada minyak cengkeh. (Considine dan Considine, 1982 dalam www. Mipa.unej.ac.id)  menyatakan bahwa eugenol murni merupakan cairan tidak berwarna, berbau, keras, dan mempunyai rasa pedas. Eugenol mudah berubah menjadi kecoklatan apabila dibiarkan di udara terbuka. Dalam bidang industri pemanfaatan
eugenol masih terbatas pada industri parfum (Chairil, 1994, dalam http://www.mipa.unej.ac.id).    Eugenol merupakan komponen kimia utama dalam minyak daun cengkeh, yaitu 79-90% volume (Ketaren, 1985, dalam http://www.mipa.unej.ac.id).  Menurut Guenther (1950) dalam www.mipa.unej.ac.id),  eugenol merupakan komponen utama minyak cengkeh yaitu 80-90%. Hasil penelitian Deyena dan Horiguchi (1971)dalam www.mipa.unej.ac.id, menyebutkan bahwa minyak cengkeh mengandung eugenol 80,7%.
A.  Isolasi Eugenol
Eugenol merupakan suatu  alkohol siklis monohidroksi atau fenol sehingga dapat bereaksi dengan basa kuat. Eugenol dari minyak daun cengkeh dapat diisolasi dengan penambahan larutan encer dari basa kuat seperti NaOH, KOH atau Ca(OH)2 (Majalah Eksata, 1989 : 71). Menurut  Guenther, NaOH 3% dapat dipakai untuk mengisolasi komponen eugenol dari minyak daun cengkeh. Eugenol dan NaOH akan membentuk natrium eugenolat yang larut dalam air. Bagian non eugenol diekstrak dengan eter. Dengan penambahan asam anorganik akan menghasilkan garam natrium eugenol bebas. Eugenol ini kemudian dimurnikan dengan penguapan dan penyulingan(Guenther, 1950). Reaksi sebagai berikut :
B.  Alasan Penggunaan Ekstraksi Cair-cair Kontinyu
Pemurnian eugenol dari minyak daun cengkeh digunakan cara ekstraksi . Pemilihan  cara ekstraksi cair-cair kontinyu untuk isolasi eugenol dari minyak daun cengkeh lebih ditekankan untuk mengatasi keQndala yang ada pada ekstraksi cair-cair tak kontinyu yang antara lain : pengocokan yang berulang-ulang , terjadinya kenaikan tekanan internal dan emulsi dalam corong pemisah serta kehilangan pelarut yang relatif  besar. Pada ekstrasi cair-cair kontinyu proses ekstarksi tidak dilakukan pengocokan yang berulang-ulang, tidak terjadi kenaikan tekanan internal dan emulsi dalamekstraktor, kehilangan pelarut yang relatif  kecil dan waktu total ekstraksi singkat (Vogel,1989 : 161).
Dengan keadaan seperti tersebut maka ekstraksi cair-cair kontinyu dapat digunakan sebagai pengganti ekstraksi cair-cair tak kontinyu dalam pemurnian eugenol dari minyak daun cengkeh.
Keuntungan Ekstraksi Cair-cair Kontinyu :
Pemilihan cara ekstraksi cair-cair kontinyu untuk isolasi eugenol dari minyak daun cengkeh lebih ditekankan untukmengatasi kendala yang ada pada ekstraksi cair-cair tak kontinyu. Pada ekstraksi tersebut dialirkan eter secara terus menerus dalam lapisan bawah karena eter bersifat mudah menguap , eter didaur ulang dengan destilasi dan kondensasi kemudian didespersikan dalam lapisan bawah dengan menggunakan penyaring gelas berpori.
Prinsip ekstraksi cair-cair kontinyu adalah penambahan secara terus menerus tetesan-tetesan kecil pelarut ke dalam larutan yang mengandung senyawa yang diekstrak (Microscale Organic Laboratory, 1955 hal:84).
Kesetimbangan ekstraksi cair-cair kontinyu dipengaruhi beberapa faktor , antara lain kecepatan aliran pelarut dalam 2 lapisan, ketebalan efektif  dari batas antara 2 lapisan dan kecepatan difusi. Ekstraksi cair-cair tak kontinyu dan ekstraksi cair-cair kontinyu mempunyai keuntungan-keuntungan dan kelemahan-kelemahan , seperti disajikan dalam tabel  berikut :
Tabel 3.1 keuntungan dan kelemahan
Jenis Ekstraksi Cair-cair
Keuntungan
Kelemahan
Tak Kontinyu
Alat mudah dan relatif murah
Pengocokan yang berulang-ulang. Terjadinya kenaikan tekanan internal dan emulsi dalam corong pemisah. Kehilangan pelarut relative besar.Waktu total ekstraksi lama
Agus Kardinan, 2005. Tanaman Penghasil Minyak Atsiri, Agro media Pustaka 
Rusli, 1980 Pengaruh suhu dan kosentrasi NaOH pada isolasi eugenol dari minyak daun cengkeh BALITARO, Bogor hal 51 – 57.
Vogel, A E.1989 Text Book of Practical Organic Chemestry Longman Book Co, London, pp 161-162
Guenther, E.1950. Minyak Astiri Jilid IV. Jakarta : Universitas Indonesia
W.Dane. M.Ronald,and K.Peter .1955. Microscale Organic Laboratory, Third Edition. America,pp 84 – 86
                Sepuluh ml minyak cengkeh ditambah limabelas ml KOH 1N(untuk mengubah eugenol mjd kalium eugenolat yang larut dalam air) dikocok(karena akan membentuk garam dengan bantuan basa kuat) selama lima menit memanaskan diatas waterbath(untuk mempercepat reaksi) sepuluh menit, kocok selama lima menit(37-38 c cek ph) menambahkan KOH 1N sampai basa, kocok lagi selama 5 menit, netralkan dengan H2SO4 10%(akan mengubah kalium eugenolat menjadi eugenol kembali) sampai ph netral.mengekstraksi sebanyak 3 kali (untuk mendapatkan jumlah eugenolyang maksimal) dengan 15 ml eter dlm corong pisah, kemudian fase eter yang didapat dikumpulkan jadi satu. Uapkan diatas waterbath(untuk mendapat eugenol murni) sampai didapat fase eter yang kental(didinginkan ditiimbang) menganalisa rf.(heksana;etil asetat(96:4))



Anonim, 2009, Eugenol, Wikipedia.

Anonim, 2009, Minyak cengkeh, Wikipedia..

Underwood, 1986, Analisis Kimia Kualitatif, Erlangga, Jakarta

fsjsff

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation.

0 komentar:

Post a Comment

 

Copyright @ 2013 FARMASI OBAT HERBAL.

Designed by Templateiy & CollegeTalks