Translate

Sunday, May 4, 2014

Farmakognosi amilum, curcuma, radix, semen dll




Farmakognosi amilum, curcuma, radix, semen dll

Materi Untuk latihan 1 
Bahan :
·                     Amilum oryzae
Nama species : Oryza sativa L 
Familia : Graminae
Nama lokal : Padi (jawa)
 Spesifikasi : bergerombol
·                     Amilum Solani
Nama species : Solanum tuberosum
Familia : Solanaceae
Nama lokal :kentang
 Spesifikasi :lamela dan hilus
·                     Amilum Maydis
Nama species : Zea mays
Familia : Graminae
Nama lokal : Jagung
 Spesifikasi : Hilus bentuk bintang
·                     Amilum Manihot
Nama species : Manihot utilissima pohl
Familia :Euphorbiaceae
Nama lokal : Pohong
 Spesifikasi : Hilus berupa huruf lambda
·                     Guazumae Folium
Nama species : Guazuma ulmifolia
Familia :Sterculiaceae
Nama lokal : Jati Belanda
 Spesifikasi : Rambut penutup bentuk bintang, pembuluh kayu penebalan tangga, sistolit, stomata
·                     Daturae Folium
Nama species : Datura metel L
Familia : Solanaceae
Nama lokal : Kecubung
 Spesifikasi : Jaringan mesofil dengan berkas pengangkut bercabang,rambut penutup multi sel, ca oksalat bentuk roset, stomata
·                     Sericocaycis Folium
Nama species : Sericocalyx crispus
Familia : Acanthaceae
Nama lokal : daun keji beling
 Spesifikasi : sistolit,trikoma,berkas pembuluh,rambut penutup
·                     Elephantopi Folium
Nama species : Elephantopus scaber
Familia : Asteraceae
Nama lokal: Tapak liman
 Spesifikasi : serabut sklerenkim, pembuluh kayu dengan penebalan tangga spiral, penebalan dengan bentuk tangga
·                     Cocae Folium
Nama species :Erythroxylum coca
Familia : Erythroxylaceae
Nama lokal :Daun koka
 Spesifikasi : garis lateral, epidermis atas mengandung mucilago, papila, stomata tipe diasitik

·         CONTACT THE CHEF
THE CAFE OF MY THOUGHTS, INSPIRATIONS, AND CREATIONS

FARMAKOGNOSI
ALL POSTS TAGGED FARMAKOGNOSI
FARMAKOGNOSI : FRAGMEN KHAS SIMPLISIA
PUBLISHED JULY 4, 2013 BY KYOKAZUCHAN
1. Amylum Oryzae
Amilum Oryzae
Amilum Oryzae
Bisa dibilang amilum dari Oryza sativa adalah amilum yang paling mudah dikenali. Bentuknya bulat kecil-kecil. Paling kecil di antara semua amilum yang, at least, pernah saya identifikasi. Amilum Oryza cenderung berkelompok. Seperti amilum lainnya, amilum Oryzae berwarna gradasi ungu bias. Hilus dan lamela tidak begitu jelas baik di perbesaran 10x maupun 40x.
2. Amylum Solani
Amilum Solani
Amilum Solani
Kebalikan dengan yang sebelumnya, Amilum dari Solanum tuberosum adalah yang paling besar di antara jenis amilum lain yang saya identifikasi sehingga amilum yang satu ini juga mudah dikenali. Bentuknya bulat telur tidak beraturan dan tidak berkelompok. Berwarna bias ungu di pinggirnya dan hilus terlihat jelas di perbesaran 10x maupun 40x sedangkan lamella baru akan terlihat di perbesaran 40x.
3. Amilum Manihot
Amilum Manihot
Amilum Manihot
Amilum dari Manihot utilisimia. Ukurannya lebih besar dari Oryza, tapi jauh lebih kecil dari Solani. Satu hal yang khas dari amilum jenis adalah bentuk “Topi baja”. Yaitu bentuk setengah lingkaran seperti yang saya lingkari pada gambar di atas. Dapat ditemukan sendiri atau bergerombol. Hilus kadang terlihat di perbesaran 10x, tergantung ukuran amilum itu sendiri. Lamela terlihat tipis di perbesaran 40x.
4. Amylum Triciti
Amilum Tritici
Amilum Tritici
Ukuran fragmen amilum dari Triciticum vulgare ini tidak begitu jauh dengan Manihot. Amilum ini khas dengan segerombol amilum di mana ada satu amilum berukuran besar yang dikelilingi beberapa amilum yang berukuran lebih kecil, seperti kelompok amilum yang saya tandai di gambar. Hilus dapat terlihat di perbesaran 40x, tergantung ukuran dari amilum tersebut.
5. Galangae Rhizoma
Galangae Rhizoma
Galangae Rhizoma
Amilum ini berasal dari simplisia Alpinia galanga yaitu lengkuas. Berbentuk lonjong dan ramping, hampir seperti bentuk beras. Cenderung ditemukan sendiri-sendiri, tidak berkelompok. Hilus cenderung terlihat jelas baik di perbesaran 10x maupun 40x. Bagian dinding berwarna ungu bias kecoklatan.
6. Xanthorrizae Rhizoma
Xanthorrizae Rhizoma
Xanthorrizae Rhizoma
Amilum Xanthorrizae dihasilkan Curcuma xanthorrizae. Amilum jenis ini berbentuk lonjong, lebar, dengan pangkal yang meruncing, cenderung tunggal. Lamella cenderung terlihat jelas sedangkan hilus tidak.
7. Curcuma Rhizoma
Curcuma Rhizoma
Curcuma Rhizoma
Amilum Curcuma domestica bisa dibilang paling mirip dengan Amilum Xanthorrizae. Yang membedakan adalah ukurannya yang lebih kecil, dan lebih berbentuk runcing di ketiga sisinya sehingga hampir menyerupai segitiga. Salah satu ujungnya berputing, dan cenderung berwarna kekuningan. Hilus dan lamella hampir tidak telihat sama sekali. Amilum cenderung tunggal.
8. Kaempferiae Rhizoma
Kaempfreriae Rhizoma
Kaempfreriae Rhizoma
Berbeda dengan beberapa amilum rhizoma yang sebelumnya, Amilum Kampferiae galanga lebih berbentuk bulat telur daripada lonjong. Bentuk bulat tersebut tidak beraturan, lebih pipig dan terdapat puting di salah satu ujungnya. Baik hilus maupun lamella tidak terlihat.
9. Zingiberis Rhizoma
Zingiberis Rhizoma
Zingiberis Rhizoma
Jika curcuma dapat dibilang ‘kembaran’ xanthorriza, maka amilum Zingiber officinaleadalah saudara kembar untuk amilum kaempfreria. Keduanya sama-sama berbentuk bulat telur pipih tidak beraturan dengan puting di salah satu ujungnya dan ukuran yang tidak jauh berbeda. Satu yang membedakan adalah, zingiberis memiliki satu lagi fragmen khas selain amilumnya, yaitu idioblas.
Zingiberis Rhizoma Idioblas
Zingiberis Rhizoma Idioblas
Idioblas zingiber terlihat seperti sarang lebah. Fragmen ini dapat dilihat di preparat kloral anhidrat. Berwarna antara cokelat muda hingga cokelat tua dengan sekat-sekat transparan, ukurannya bervariasi. Jika kita melihat fragmen satu ini di kloralhidrat, hampir dapat dipastikan simplisia tersebut adalah Zingiber. Sehingga satu hal yang harus diperhatikan dalam uji identifikasi antara zingiber dan kaempferia adalah satu : SAMPEL HARUS HOMOGEN dan SAMPEL TIDAK BOLEH TERKONTAMINASI. Karena keberadaan idioblas tersebut sangat penting untuk menentukan jenis simplisia.
10. Arecae Semen
6Arecae Semen
Arecae Semen
Fragmen khas dari simplisia Areca catechu adalah endosperm dengan bintik-bintik aleuron. Endosperm sendiri tidak berwarna, transparan dan membentuk tekstur yang mirip jelly, ukurannya bervariasi. Bintik-bintik aleuron tersebar di permukaan endosperm, berwarna peach bias. Fragmen ini dapat dilihat di preparat klorat anhidrat.
11. Rhei Radix
Rhei Radix
Rhei Radix
Fragmen khas dari simplisia Rheum palmatum adalah Ca-Oksalat berbentuk roset atau bunga dengan kelopak bertumpukan. Ca-oksalat cenderung berwarna kelabu dengan ukuran 100-200 nm. Ca-oksalat ini juga sering ditemukan menempel di fragmen parenkim.
12. Coffea Semen
Coffea Semen
Coffea Semen
Sel batu adalah salah satu fragmen khas dari Coffea robusta. Sel batu Coffea cenderung tunggal, berdinding dan lumen tebal. Lumen berwarna cokelat dengan dinding sel berwarna lebih muda. Satu lagi yang khas dari simplisia ini adalah latar yang ‘kotor’ dan berwarna cokelat bias.
13. Cocos Semen
Cocos Semen
Cocos Semen
Sama halnya seperti kopi, Cocos nucifera juga mempunyai sel batu sebagai fragmen khasnya. Yang membedakan adalah sel batu kelapa BERKELOMPOK. Itu. hal-hal kecil lainnya adalah dindingnya lebih tebal berwarna kecokelatan dengan lumen yang lebih tipis berwarna lebih gelap dan ukurannya lebih panjang. Di perbesaran 40x terlihat garis-garis melintang di sepanjang dinding sel batu. Satu lagi, latar dari kelapa jauh lebih bersih tanpa ada pengotor dan tidak berwarna.
14. Cubebae Fructus
Cubebae Fructus Endokarp
Cubebae Fructus Endokarp
Ada dua fragmen khas Piper cubeba, sel batu endokarp dan sel batu hypodermis. Satu perbedaan yang signifikan adalah WARNANYA. Sel batu ENDOKARP berwarna HIJAU sedangkan sel batu HYPODERMIS berwarna COKELAT.
Cubebae Fructus Hipodermis
Cubebae Fructus Hipodermis
Ciri lainnya adalah sel batu endokarp ukurannya lebih besar dan bertumpuk beraturan, sel batu hypodermis berukuran lebih kecil dan bertumpuk tidak beraturan.
15. Alyxiae Cortex
Alyxiae Cortex
Alyxiae Cortex
Fragmen khas Alyxia reindwardtii adalah sel batu yang tidak terlihat seperti sel batu, saking jeleknya. Jika dilihat sekilas, bentuknya seperti parenkim berwarna hijau bias, namun dengan noda berwarna gelap yang seringkali berbentuk menyerupai bulan sabit. Bentuk bulan sabit tersebut sebenarnya adalah lumen dari sel batu tersebut.
16. Theae Folium
Theae Folium
Theae Folium
Camellia sinensis juga terkenal dengan sel batu sebagai fragmen khasnya. Satu hal yang berbeda dari sel batu teh ini adalah bentuknya yang BERCABANG. Dindingnya tebal dengan lumen yang tipis hingga tebal. Dinding berwarna kuning bias sedangkan lumen berwarna lebih gelap. Terdapat ca-oksalat berbentuk roset juga di simplisia ini, namun yang membedakan dengan ca-oksalat Rhei Radix adalah ukuran ca-oksalat di teh yang lebih kecil.
17. Cinnamomi Cortex
Cinnamomi Cortex
Cinnamomi Cortex
Fragmen khas Cinnamomum zeylanicum adalah serabut sklerenkim. Kedua ujungnya runcing dan berwarna jingga bias. Kadang berkelompok dan kadang tunggal.
18. Blumea Folium
Blumea Folium
Blumea Folium
Fragmen khas Blumeae balsamifera adalah rambut penutup. Rambut penutup ini tidak berwarna, berujung runcing dengan akar di salah satu ujungnya dan terdapat saluran minyak di sepanjang badan rambut dengan dinding yang tipis. Cenderung tunggal.
19. Sappan Lignum
Sappan Lignum
Sappan Lignum
Yang khas dari simplisia Caesalpinia sappan adalah fragmen serabut dengan garis-garis xylem melintang. Fragmen ini berwarna cokelat kekuningngan. Ukuran dari serabut xylem tersebut bervariasi, tetapi biasanya terdiri dari beberapa baris serabut.
20. Santali Lignum
Santali Lignum
Santali Lignum
Sama seperti sappan, fragmen khas simplisia Santalum album adalah serabut xylem dengan garis jari-jari empulur. Yang membedakannya dengan serabut xylem milik sappan adalah warna dari masing-masing fragmen. Serabut xylem SAPPAN berwarna COKELAT, sedangkan serabut xylem SANTALI berwarna HIJAU BIAS.
21. Capsici Fructus
Capsici Fructus
Capsici Fructus
Endokarp berbentuk usus adalah fragmen khas dari simplisia Capsicum annum yaitu cabe. Fragmen ini berdinding tebal, berwarna hijau terang dengan ruas-ruas berwarna hijau yang lebih gelap, berbentuk saluran bertumpuk seperti usus besar.
22. Piperis Betle Folium
Piperis Betle Folium
Piperis Betle Folium
Piperis betle mempunyai epidermis dengan sel minyak sebagai fragmen khasnya. Epidermis tersebut mirip dengan tekstur endosperm pada Alyxiae, namun epidermis pada piperis berwarna jingga bias. Sel minyaknya berbentuk bulat tidak beraturan dan tersebar di permukaan epidermis dengan warna kuning hingga cokelat. Kadang ditemukan juga berkas pembuluh bersama epidermis dengan sel minyak ini.
23. Caryophilli Flos
Caryophilli Flos Parenkim
Caryophilli Flos Parenkim
Salah satu fragmen yang khas dari Eugenia caryophyllusadalah parenkim dan polen. Dinding parenkim membentuk rantai kecil dengan warna kecokelatan.
Caryophilli Flos Polen
Caryophilli Flos Polen
Fragmen khas lainnya adalah polen, yaitu serbuk bunga. Fragmen ini dapat dilihat di preparat kloral anhidrat. Bentuknya seperti amilum manihot dan xanthorrizae. Warnanya kekuningan, tebal, cenderung tunggal.
FARMAKOGNOSI

BAB V
PEMBAHASAN
Farmakognosi merupakan cara pengenalan ciri-ciri atau karakteristik obat yang berasal dari bahan alam. Farmakognosi mencakup seni dan pengetahuan pengobatan dari alam yang meliputi tanaman, hewan, mikroorganisme, dan mineral. Perkembangan farmakognosi saat ini sudah melibatkan hasil penyarian atau ekstrak yang tentu akan sulit dilakukan indentifikasi zat aktif jika hanya mengandalkan mata. Dengan demikian, cara identifikasi juga semakin berkembang dengan menggunakan alat-alat cara kimia dan fisika.
Adapun beberapa parameter yang dilakukan sebagai standar mutu tanaman, meliputi pemeriksaan organoleptis, pengamatan terhadap morfologi dan anatomi, serta identifikasi kandungan kimia.
Berdasarkan hal tersebut, untuk Pengamatan morfologi dilakukan dengan mengamati bentuk fisik dari simplisia yakni ukuran, warna dan bentuk simplisia dan merupakan salah satu cara dalam memperkenalkan tanaman karena mengingat tanaman yang sama belum tentu mempunyai bentuk morfologi yang sama pula.
Pengamatan anatomi dilakukan untuk mengamati bentuk sel dan jaringan yang diuji berupa sayatan melintang, membujur, dan serbuk dari simplisia. Dari pemeriksaan diperoleh pada anatomi daunnya terdiri dari epidermis, hypodermis, sklerenkim, trikoma, xilem, floem. Pada batang terdiri dari epidermis, hypodermis, sklerenkim, xylem, floem, berkas pengangkut tipe kolateral. Pada akar terdapat epidermis, eksodermis, parenkim korteks, floem, dan xilem.
    Identifikasi kandungan kimia Simplisia yang diuji berupa simplisia tunggal baik dalam bentuk rajangan, serbuk, ekstrak, yang ditambahkan dengan pereaksi tertentu, dan reaksi warna dilakukan untuk pemastian identifikasi
Identifikasi simplisia yang akan dilakukan secara :
• Organoleptik meliputi pengujian morfologi, yaitu berdasarkan warna, bau, dan rasa, dari simplisia tersebut.
• Makroskopik merupakan pengujian yang dilakukan dengan mata telanjang atau dengan bantuan kaca pembesar terhadap berbagai organ tanaman yang digunakan untuk simplisia.
• Mikroskopik, pada umumnya meliputi pemeriksaan irisan bahan atau serbuk dan pemeriksaan anatomi jaringan itu sendiri.
Pada praktikum farmakognosi ini dilakukan pemeriksaan simplisia secara mikroskopik, organoleptis dan makroskopik pada 34 sampel dari serbuk simplisia yang mengandung karbohidrat, glikosida, minyak atsiri (minyak menguap), tanin, alkaloid, resin atau damar, lipid dan vitamin. Pemeriksaan serbuk simplisia ini dilakukan secara organoleptis, secara mikroskopik dan secara makroskopik.
Pemeriksaan secara organoleptis, dilakukan dengan mengamati warna, bau, dan rasa. Pemeriksaan secara mikroskopik dilakukan dengan melihat anatomi jaringan dari serbuk simplisia yang ditetesi larutan kloralhidrat kemudian dipanaskan di atas lampu spiritus (jangan sampai mendidih). Kemudian pengamatan dilakukan di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah ( 4x10 ) dan perbesaran kuat. Sedangkan khusus untuk uji amilum hanya ditetesi dengan aquadest. Hal ini disebabkan karena penetesan kloralhidrat pada amilum dapat menghilangkan butir-butir amilum. Kloralhidrat juga dapat digunakan untuk menghilangkan kandungan sel seperti protein. Sedangkan pemeriksaan secara makroskopik dilakukan dengan melihat simplisia dan serbuk simplisia secara langsung dengan mata telanjang, memperhatikan bentuk dari simplisia.
Dari hasil pengamatan berikut ini merupakan penjabaran secara organoleptis, makroskopis, dan mikroskopis dari simplisia yang praktikan amati :
1.      Sampel yang mengandung karbohidrat
a.       Amilum Manihot ( pati singkong )
-          Organolepis  : Warna putih , tidak berbau, tidak berasa.
-          Makroskopik : Habur putih.
-          Mikroskopik : Anatomi jaringan yang teramati yaitu butir pati sebagian besar tunggal, ada yang bergerombol dua atau tiga, hilus terlihat berupa titik atau garis bercabang
b.      Amilum Maydis ( pati jagung )
-           Organolepis : Warna putih , tak berbau, tek berasa.
-          Makroskopik : Habur putih.
-          Mikroskopik : Anatomi jaringan yang teramati yaitu butir pati ada yang bergerombol/majemuk, ada yang tunggal, hilus terlihat berbentuk titik dan bercabang
c.       Amilum Oryzae ( Pati beras )
-          Organolepis : Warna putih, tidak berbau, tidak berasa
-          Makroskopik : Hablur putih
-          Mikroskopik : Anatomi jaringan yang teramati yaitu butir pati majemuk dan hilus berupa titik
d.      Amilum Solanni ( pati Kentang )
-          Organolepis : Warna putih, tidak berbau, tidak berasa
-          Makroskopik : Hablur putih
-          Mikroskopik : Anatomi jaringan yang teramati yaitu butir pati tunggal dan majemuk dua atau lebih , berbentuk bulat telur dan hilus berupa titik pada ujung
e.       Amilum Sagu ( Pati sagu )
-          Organolepis : Warna putih, tidak berbau, tidak berasa
-          Makroskopik : Hablur putih
-          Mikroskopik : Anatomi jaringan yang teramati yaitu butir pati tunggal

2.      Sampel yang mengandung glikosida
a.       Daun Asam
b.      Biji Jinten Hitam
-          Organolepis :
-          Makroskopik :
-          Mikroskopik :
c.       Herba Pegagan

3.      Sampel yang mengandung minyak atsiri
a.       Rimpang temulawak
-       Organolepis : kuning muda-kecoklatan, bau sedikit menyengat, rasa pahit.
-          Makroskopik : Kuning pucat pada bagian dalam, coklat muda pada bagian luar, bentuknya bulat dan agak
-          Mikroskopik : serabut sklerenkim, rabut penutup,berkas pembuluh dan butir pati.
b.      Rimpang Kencur
-          Organolepis : Warna coklat kemerahan, bau khas aromatik, rasa hambar
-          Makroskopik : Rimpang bulat sembarang, kulit coklat dan bagian dalam berwarna putih pucat.
-          Mikroskopik : Anatomi jaringan yang teramati yaitu pembuluh kayu dengan penebalan spiral, butir pati, parenkim dan sel minyak
c.       Rimpang Lengkuas
-          Organolepis : Warna kecoklatan, tidak berbau, rasanya hambar
-          Makroskopik : Warnanya coklat muda , berbentuk agak lonjong
-          Mikroskopik : Anatomi jaringan ini mempunyai ciri yaitu memiliki jaringan berkas pembuluh. Anatomi jaringan yang dapat diamati praktikan meliputi parenkim dengan butir pati, jaringan berkas pembuluh, dan butir pati
d.      Ketumbar
-          Organolepis  : Warna kecoklatan, tidak berbau, rasanya hambar
-          Makroskopik : Warnanya coklat muda , berbentuk agak lonjong
-          Mikroskopik : Anatomi jaringan ini mempunyai ciri yaitu memiliki jaringan berkas pembuluh. Anatomi jaringan yang dapat diamati praktikan meliputi parenkim dengan butir pati, jaringan berkas pembuluh, dan butir pati
e.       Kayu Cendana
-          Organolepis : Warna coklat keoranyean, bau aromatik, rasa tidak berasa
-          Makroskopik : Batang berkayu kecoklatan
-          Mikroskopik : Anatomi jaringan yang teramati yaitu serabut, hablur kalsium oksalat, seludang hablur kalsium oksalat.

4.      Sampel yang mengandung Damar/Resin
a.       Biji kedawung
b.      Daun Pacar Cina
c.       Rimpang Alang-alang
d.      Rimpang Jahe
-          Organolepis : Warna coklat muda dengan bau aromatik dan rasa pedas.
-          Makroskopik : Warna kuning pucat pada bagian dalam dan berserat, coklat pucat pada bagian luar,
-          Mikroskopik : Anatomi jaringan ini mempunyai ciri serabut, pembuluh kayu dan berkas pembuluh. Anatomi yang dapat diamati yaitu butir pati, serabut, parenkim dengan sel ekskresi, berkas pembuluh.
f.       Herba sambiloto
-          Organolepis : Warna coklat kehijauan, bau agak menyengat, rasa sangat pahit.
-          Makroskopik : Daun kecil berwarna hijau tua berserat.
-          Mikroskopik : Anatomi jaringan yang teramati yaitu sistolit, fragmen epidermis, fragmen epidermis bawah, fragmen kulit buah.
e.       Bunga cengkeh
-          Organolepis : Warna coklat muda, bau khas aromatik, rasa tidak berasa.
-          Makroskopik : Bunga berbentuk silinder dengan ujung tajam, dan ujung yang lain, terdapat kelopak, berwarna coklat tua.
-          Mikroskopik : Anatomi jaringan yang teramati yaitu serabut sklerenkim, calsium oksalat, sel batu dan sklereida

5.      Sampel yang mengandung alkaloid
a.       Kulit batang delima
     
b.      Buah lada putih
-          Organolepis : Warna putih, bau khas, rasa pedas.
-          Makroskopik : Bulat kecil berwarna putih
-          Mikroskopik : Anatomi jaringan yang teramati yaitu kelompok sel batu, fragmen perisperm, butir pati.
c.       Buah lada hitam
-          Organolepis : Warna hitam, bau khas, dan rasanya pedas
-          Makroskopik : Bulat kecil berwarna hitam
-          Mikroskopik : Anatomi jaringan yang teramati yaitu jafragmen perisperm, fragmen mesokarp, butir pati.
d.      Cabe Jawa
e.       Daun Pepaya
-          Organolepis : Daun berwarna hijau tua dengan tulang daun menjari.
-          Makroskopik : Warna hijau tua, bau aromatik, rasa agak pahit.
-          Mikroskopik : Anatomi jaringan yang teramati yaitu epidermis atas, hablur kalsium oksalat, fragmen mesofil.

6.      Sampel yang mengandung Tanin
a.       Rimpang kunyit
b.      Rimpang Dringo
c.       Daun Salam
d.      Daun Teh
e.       Daun Kumis Kucing

7.      Sampel yang mengandung lipid
a.       Biji pala
-          Organolepis : Warna coklat muda, bau khas aromatik, rasa tidak berasa
-          Makroskopik : Biji bulat lonjong, berwarna coklat muda bergelombang
-          Mikroskopik : Anatomi jaringan yang teramati yaitu peristem sekunder, butir pati, endosperm, berkas pembuluh
b.      Buah adas
c.       Jinten Putih
8.      Sampel yang mengandung vitamin
a.       Biji kacang hijau
b.      Buah cabe
c.       Daun Seledri
-          Organolepis : Warna coklat kehijauan , bau aromatik, dan rasa asin sedikit pedas, lama – lama timbul rasa tebal di lidah.
-          Makroskopik : Daun coklat kehijauan, berbentuk seperti kipas dan tepi daun bergerigi.
-          Mikroskopik : Anatomi jaringan yang teramati yaitu stomata, kristal kalsium oksalat, fragmen xilem dengan floem dan dengan penebalan cincin.
d.      Daun Ubi jalar
e.       Daun Bayam Merah

Tentunya banyak simplisia yang memiliki perbedaan yang jelas jika dibandingkan dengan simplisia yang lain. Hal ini disebabkan simplisia tersebut memiliki ciri khas yang diakibatkan oleh adanya perbedaan anatomi dan morfologi. Namun ciri khas tersebut dapat pula tidak nampak karena kesalahan dalam melakukan pemeriksaan dan penyimpnan simplisia yang relatif lama.
Pada pemeriksaan simplisia dan serbuk simplisia hanya beberapa simplisia berhasil dikerjakan dengan baik, Perbedaan literatur dan hasil pengamatan disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya  yaitu :
1.      Simplisia satu dengan yang lainnya memiliki bentuk, warna, dan bau yang hampir mirip pada sebagian besar simplisia.
2.      Pada saat pemanasan, terkadang kloralhidrat pada objek gelas mendidih, sehingga pada saat diamati dibawah mikroskop, objek menjadi tidak jelas.
3.      Ketidaktelitian praktikan dalam menggunakan alat sehingga antara pengamatan simplisia satu dengan yang lainnya dapat tercampur dan dapat mempengaruhi pemeriksaan.
4.      Cara Pembuatan simplisia
5.       Penyiapan preparat simplisia, keterbatasan waktu yang disediakan, atau dapat juga dikarenakan bahan simplisia yang terlalu lama

BAB VI
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Praktikum farmakognosi dilakukan pemeriksaan secara organoleptis, makroskopik dan mikroskopik terhadap simplisia dari tanaman tertentu
2.      Pemeriksaan secara organoleptik meliputi pengujian morfologi, yaitu berdasarkan warna, bau dan rasa.
3.      Pemeriksaan secara makroskopik pengujian dilakukan dengan mata telanjang atau dapat juga dengan bantuan kaca pembesar terhadap berbagai organ tanaman yang digunakan sebagai simplisia.
4.      Pemeriksaan secara mikroskopik dilakukan dengan melihat anatomi jaringan dari serbuk simplisia di bawah mikroskop

B.     Saran 
1. Laboratorium
Sebaiknya Alat untuk praktikum diperbanyak seperti mikroskop dan objek glass serta deg glass
2. Praktikum
a.       lebih tepat waktu
b.      Sebaiknya pembagian kelompok mempunyai anggota yang kurang lebih 5 orang, agar mempermudah jalannya praktikum


DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1975. Materia Medika Indonesia, Jilid I, Departemen Kesehatan RI, Jakarta

Anonim, 1977. Materia Medika Indonesia, Jilid II, Departemen Kesehatan RI, Jakarta

Anonim, 1979. Materia Medika Indonesia, Jilid III, Departemen Kesehatan RI, Jakarta

Anonim, 1979. Materia Medika Indonesia, Jilid IV, Departemen Kesehatan RI, Jakarta

Anonim, 1979. Materia Medika Indonesia, Jilid V, Departemen Kesehatan RI, Jakarta

Anonim, 1979. Materia Medika Indonesia, Jilid VI, Departemen Kesehatan RI, Jakarta

Anonim, 2008, Buku Ajar Mata Kuliah Farmakognosi, Jurusan Farmasi Universitas Islam Negeri Alauddin, Makassar

Tim Penyusun, 2010, Penuntun Praktikum Farmakognosi, Laboratorium Farmakognosi - Fitokimia Jurusan Farmasi Universitas Islam Negeri Alauddin, Makassar
Selasa, 27 September 2011
farmakognosi

RHIZOMA

1.      BOESENBERGIAE RHIZOMA
Nama lain               ; Temu Kunci
      Penggunaan            : Antidiare.

2.   CALAMI RHIZOMA
      Nama lain               : Dlingo, Jariangu, Calamus, Sweetflag, Dringo
      Penggunaan            : Bahan pewangi, Karminativa, insektisida, demam nifas.

3.   CURCUMAE RHIZOMA
      Nama lain               : Temulawak, Koneng gede
      Penggunaan            : Kolagoga, antispasmodic

4.   CURCUMAE AERUGINOSAE RHIZOMA
      Nama lain               : Temu hitam, Temu ireng
      Penggunaan            : Bagian dari jamu, antirematik, Karminativa

5.   CURCUMAE DOMESTICAE RHIZOMA
      Nama lain               : Kunyit, Kunir
      Penggunaan            : Karminativa, antidiare, Kolagoga, Skabisida.

6.   CURCUMAE HEYNEANAE  RHIZOMA
      Nama lain               : Rimpang temu giring
      Pengunaan : Antiseptika kulit, anthelmintika.

7.       CYPERI RHIZOMA
      Nama lain               : Rimpang teki, teki
      Penggunaan            : Diuretika, Stomakika.



8.   IMPERITAE RHIZOMA
      Nama lain               : Akar alang-alang
      Penggunaan            : Diuretika, Antipiretika.

9.   KAEMPFERIAE RHIZOMA
      Nama lain               : Kencur
                                      Penggunaan            : Eksperontasia, Diaforetika, Korminativa,
  Stimulansia,   Roboransia.

10. LANGUATIS RHIZOMA
      Nama lain               : Laos, Lengkuas, Galanga Rhizoma
      Penggunaan            : Bumbu, Karminativa, antifungi

11. ZINGIBERIS RHIZOMA
      Nama lain               : Jahe
      Penggunaan            : Karminativa, Stimulansia, Diaforetika

12. ZINGIBERIS AROMATICAE RHIZOMA
      Nama lain               : Lempuyang wangi
      Penggunaan            : Karminativa, Stomakika

13. ZINGIBERIS LITTORALIS RHIZOMA
      Nama lain               : Lempuyang pahit
      Penggunaan            : Stomakik

14. ZINGIBERIS PURPUREI RHIZOMA
      Nama lain               : Cassumunar Rhizoma, Bengle
      Penggunaan            : Karminativa, menghangatkan badan.

15. ZINGIBERIS ZERUMBETI RHIZOMA
      Nama lain               : Lempuyang gajah
      Penggunaan            : Karminativa, Stomakik.
RADIX

1.   CATHARANTHI RADIX
      Nama lain               : Akar tapak dara
      Penggunaan            : Peluruh Kemih (emenagoga), obat diabetes, obat kanker.

2.   DERRIDIS RADIX
      Nama lain               : Akar tuba
      Penggunaan            : Racun panah, racun ikan, scabicid, insektisida.

3    ELEPHANTOPI RADIX
      Nama lain               : Akar tapak LIMAN
      Penggunaan            : Anti demam

4.   EURYCOMAE RADIX
      Nama lain               : Akar pasakbumi
      Penggunaan            : Diuretika, antipiretika dan aprodisiaka.

5.   GLYCYRRHIZAE RADIX
      Nama lain               : Akar manis, liquiritae Radix
      Penggunaan            : Antitusiva.
Akar dalam bentuk serbuk sebagai pengisi/ pembalut pil   Ekstrak untuk pewangi tembakau dan campuan obat batuk.

6.   IPECACUANHAE RADIX
      Nama lain               : Akar Ipeka, akar muntah
      Penggunaan            : -    Dalam jumlah amat kecil sebagai menambah
        nafsu makan.
-         Dalam jumlah sedang sebagai diaforetika
       dan ekspoktoransia
 -     Dalam jumlah besar sebagai emetika

7.   PANACIS RADIX
      Nama lain               : Ginseng
      Penggunaan            : Amara dan stimulansia

8.   RAUWOLFIAE RADIX
      Nama lain               : Akar Pulepandak, Rauwolfiae Radix
      Penggunaan            : Antihipertensi dan gangguan neuropsikhiatrik.

9.   RHEI RADIX
      Nama lain               : Kelembak
      Penggunaan            : Laksativa

10. VALERIANAE RADIX
      Nama lain               : Akar valerian
      Penggunaan            : Sedativa

11. VETIVERIAE RADIX
      Nama lain               : Akar wangi, larasetu
      Penggunaan            : Bahan Pewangi (dalam oleum), Diaforetika.












CORTEX

1.   ALSTONIAE CORTEX
      Nama lain               : Kulit Pule
      Penggunaan            : Antipiretika, antimalaria, stomakika,
  antidrabetika, antelmintika

2.   ALYXIAE CORTEX
      Nama lain               : Pulasari
      Penggunaan            : Bahan pewangi (campuran boreh),
  karminativa, antidemam

3.   BURMANI CORTEX
      Nama lain               : Kulit manis jangan, Kulit kayu manis padang, keningar.
      Penggunaan            : Diaforetika, karminativa, anti Iritansia, bahan
  pewangi, bumbu masak

4.   CINCHONAE CORTEX
      Nama lain               : Kulit kina, Peruvian bark, Jesuit bark
      Penggunaan            : Antipiretika, antimalaria, amara

5.   CINNAMOMI CORTEX
      Nama lain               : Kulit Kayu manis, Ceylon Cinnamon
      Penggunaan            : Karminativa, Menghangatkan lambung, dicampur
  dengan adstringensia lainnya untuk obat mencret.

6.   GRANATI CORTEX
      Nama lain               : Kulit batang delima
Penggunaan            : Pengelat (astringensia), antelmintika



7.   GRANATI PERCARPIUM/ GRANATI FRUCTUS CORTEX
      Nama lain               : Kulit buah delima, Granati Fructus Cortex
      Penggunaan            : Pengelat usus ( adstringensia), obat cacing

8.   LITSEAE CORTEX
      Nama lain               : Kulit Krangean. Krangean
      Penggunaan            : Karninativa, spasmolitika, stomakika.

9.   PARAMERIAE CORTEX
      Nama lain               : Kulit Kayu rapat, Pegarsih
      Penggunaan            : Pengelat ( astringensia)

10. SYMPLOCI CORTEX
      Nama lain               : Kulit sariawan
      Penggunaan            : Antisariawan

11. SYZYGII JAMBOLANI CORTEX
      Nama lain               : Kulit Jamblang
      Penggunaan            : Astringensia, obat kencing manis.













BULBUS, CORMUS, LIGNUM, CAULIS, TUBER

1.       AUI SATIVI BULBUS
Nama lain                : Bawang putih
Penggunaan             : Antikolesterol, antiseptika, antipasmodik, antiiritansia.

2.   COLCHICI CORMUS
      Nama lain                : Daun umbi kolkisi
Penggunaan              : Antireumatika.

3.   SANTALI LIGNUM
      Nama lain                : Kayu cendana
      Penggunaan             : Diuretika, karminativa, antispasmodic.

4.   SAPPAN LIGNUM
      Nama lain                : Kayu secang
      Penggunaan             : Astringensia.

5.   TINOSPORAE CAULIS
      Nama lain                : Bratawali
      Penggunaan             : Obat demam, tonikum, dan antidiabetes.

6.   SOLANI TUBERA
      Nama lain                : Umbi kentang
Penggunaan             : Patinya (amylum) untuk bahan penoloong pembuatan sediaan obat, untuk pengisi / pengikat.






HERBA

1.   ANDROGRAPHIDIS HERBA
      Nama lain                : Sambiloto
      Penggunaan             : Tonikum, antipiretika, diuretika.

2.   BELLADONNAE HERBA
      Nama lain                : Herba beladon
Penggunaan             : Sesak nafas, nyeri, nyeri haid, parkinsonisme, parasimpatolitik.

3.   CENTELLAE HERBA
      Nama lain                : Herba pegangan, daun kaki kuda
      Penggunaan             : Diuretika, amara, tonikum, astringensia, obat sariawan.

4.   EQUISETI HERBA
      Nama lain                : Greges otot, rumput betung
      Penggunaan             : Diuretika

5.   EPHEDRAE EQUISETINAE HERBA
      Nama lain                : Herba ephedra equisetina
      Penggunaan             : Vasodilantasia, obat sesak nafas.

6.   HIRTAE HERBA
      Nama lain                : Patikan kebo, gendong anak.
      Penggunaan             : Obat batuk, dan sedativa.

7.      HYOSCYAMI HERBA
Nama lain                : Herba hiosrami, bison tobacco.
Penggunaan             : Sesak nafas, nyeri, nyeri haid, parkinsonisme, pesenang, parasimpatolitik, antipasmodik, melemaskan otot polos.

8.      MENTHAE ARVENSITIS HERBA
      Nama lain                : Daun poko
      Penggunaan             : Karminativa, antispasmodic, diaforetika.

9.      MENTHAE PIPERITAE HERBA
      Nama lain                : Herba pepermin, herba menta piperita
Penggunaan             : Karminativa

10.  PHILLANTHY HERBA
      Nama lain                : Meniram
      Penggunaan             : Diuretika
     
11.  SERPYLLI HERBA
      Nama lain                : Herba serpili
      Penggunaan             : Ekspetoransia.

12.  STRAMONII HERBA
      Nama lain                : Herba stramonii
      Penggunaan             : Sesak nafas, nyeri, nyeri haid, parkinsonisme.

13.  THYMI HERBA
      Nama lain                : Herba timi
      Penggunaan             : Obat batuk (ekspetoransia)









FOLIUM

1.   ABRI FOLIUM
      Nama lain                : Daun saga
      Penggunaan             : Obat sariawan, obat batuk

2.   ACHILEAE FOLIUM
      Nama lain                : Daun seribu
      Penggunaan             : Antipiretika, diaforetika, karminativa.

3.   AGLAIAE FOLIUM
      Nama lain                : Daun pacar Cina
      Penggunaan             : Mengurangi haid, obat gonorhoe

4.   APII GRAVEOLENTIS FOLIUM
      Nama lain                : Daun seledri
      Penggunaan             : Stomakik, diuretika.

5.   BAECKEAE FOLIUM
      Nama lain                : Daun jungrahab
      Penggunaan             : Diuretika, obat sakit perut, muntah (emetika)

6.   BASILICI FOLIUM
      Nama lain                : Daun selasih
Penggunaan             : Ekspetoransia, emenagoga, karminativa, pencegah mual, amara, pengelat (adstringen), antiperetika, pereda kejang, pengobatan pasca persalinan.

7.   BATATASAE FOLIUM
      Nama lain                : Daun ubi jalar
      Penggunaan             : Mempercepat pematangan bisul.

8.   BLUMEAE FOLIUM
      Nama lain                : Daun sembung
      Penggunaan             : karminativa, sudorifika, obat batuk, adstringen.

9.   CARICAE FOLIUM
      Nama lain                : Daun pepaya
      Penggunaan             : Anti demam, amara, obat disentri

10. CARYOPHYLLI FOLIUM
      Nama lain                : Daun cengkeh
      Penggunaan             : Aromatik, karminatif, stimulant.

11. CASSIAE FOLIUM
      Nama lain                : Daun ketepeng
Penggunaan             : Obat kurap, obat kelainan kulit yang disebabkan oleh parasit kulit, pencahar, obat demam, adstringen.

12. COCA FOLIUM
      Nama lain                : Daun koka
Penggunaan             : Diambil kokainnya dipakai untuk membuat minuman coca setelah bebas kokainnya.

13. COLEI AMBONICI FOLIUM
      Nama lain                : Daun jinten
Penggunaan             : Antipiretik, analgetik, obat luka, sariawan, obat batuk, mules.

14. CYMBOPOGONIS FOLIUM
      Nama lain                : Daun sereh
Penggunaan             : Karminatif, antispasmodik, antipiretik, amara, penghalau serangga

15. DESMODII TRIQUETRI FOLIUM
      Nama lain                : Daun duduk
      Penggunaan             : tonikum, diuretik

16. DIGITALIS FOLIUM
      Nama lain                : Daun digitalis / daun jari
      Penggunaan             : Kardiatonika

17. DIGITALIS LANATAE FOLIUM
      Nama lain                : Daun digitalis lanata
      Penggunaan             : Isolasi glukosida, terutama digoksina

18. ECLIPTAE FOLIUM
      Nama lain                : Daun urang-aring
      Penggunaan             : Adstringen, perawatan rambut.

19. ELEPHANTOPI FOLIUM
      Nama lain                : Daun tapakliman
      Penggunaan             : Anti demam, adstringen

20. GUAZUMAE FOLIUM
      Nama lain                : Daun Jatiblanda
      Penggunaan             : Astringen, obat langsing

21. GYNURAE PROCUMBESIS FOLIUM
      Nama lain                : Daun Sambung nyawa
      Penggunaan             : Antipiretika

22. GYNURAE SEGETUM FOLIUM
      Nama lain                : Daun DEWA
      Penggunaan             : Antihipertensi

23. HEMIGRAPHIDIS FOLIUM
      Nama lain                : Daun Sambang getih
      Penggunaan             : Diuretika

24. HIBISCI ROSA - SINENSIS FOLIUM
      Nama lain                : Daun Kembang Sepatu
      Penggunaan             : Kompres, Ekspektoran, Emoliensia

25. JASMIM FOLIUM
      Nama lain                : Daun Melati
      Penggunaan             : OBAT BISUL, menghentikan ASI

26. MURRAYAE FOLIUM
      Nama lain                : Daun Kemuning
      Penggunaan             : Antitirorda, obat gonomhoe

27. ORTHOSIPHONIS FOLIUM
      Nama lain                : Daun Kumis kuang, Daun remujung, Java tea
      Penggunaan             : Diuretika

28. PERSEAE FOLIUM
      Nama lain                : Daun Advokat
      Penggunaan             : Diuretika

29. PIPERISFOLIUM
      Nama lain                : Daun sirih
      Penggunaan             : Anti Sariawan, anti batuk, anti septic, obat kumur

30. POLYANTHEA FOLIUM
      Nama lain                : Daun Salam
      Penggunaan             : Anti Diare, Adstringensia.

31. PSIDII FOLIUM
      Nama lain                : Daun jambu biji
      Penggunaan             : Anti diare, adstringensia.

32. SAUROPI FOLIUM
      Nama lain                : Daun Katuk
      Penggunaan             : Memperlancar keluar ASI, obat bisul.

33. SENNAE FOLIUM
      Nama lain                : Daun Sena
      Penggunaan             : Pencahar

34. SERICOCALYAS  FOLIUM
      Nama lain                : Strobilanthi Folium,, dsun kecibeling dan saun ngokilo,
                                        Daun kejibeling.
      Penggunaan             : Diuretika

35. SONCHI FOLIUM
      Nama lain                : Daun Tempuyung
      Penggunaan             : Diuretika, Antiurolitiasis

36. SYMPLOCI FOLIUM
      Nama lain                : Daun Sariawan
      Penggunaan             : Obat Kumur

37. THEAE FOLIUM
      Nama lain                : Daun teh
       Penggunaan             : Antidotum pada keracunan, alcohol dan logam-logam, logam berat, Analeptika, stimulansia.



FLOS

1.   CARTHAMI FLOS
      Nama lain                : Kembang pulu, kesumba
      Penggunaan             : Laksativa

2.   CARYOPHYLLI FLOS
      Nama lain                : Cengkeh
      Penggunaan             : Stimulansia, obat mulas, menghilangkan rasa mual
                                        dan muntah

3.   JASMINI FLOS
      Nama lain                : Bunga melati
      Penggunaan             : Korigen odoris, antipiretik, penghenti ASI

4.   MESSUAE FLOS
      Nama lain                : Bunga nagasari
      Penggunaan             : Antidiare, aromatikum, ekspektoran

5.   PYRETHRI FLOS
      Nama lain                : Bunga piretri/ bunga krisan
      Penggunaan             : Racun Serangga

6.   WOODFORDIAE  FLOS
      Nama lain                : Bunga Sidawayah
      Penggunaan              Astringensia.






FRUCTUS

1.   AMOMI FRUCTUS
      Nama lain                : Kapulaga, kapol, cardamomi fructus
Penggunaan             : Bumbu masak, bahan pewangi, karminativa, dibuat tingtur.

2.   ANISI FRUCTUS
      Nama lain                : Buah adasmanis
      Penggunaan             : Karminativa, obat mulas.

3.   BRUCEAE FRUCTUS
      Nama lain                : Tambara marica, buah Makassar
      Penggunaan             : Obat disentri, hemostatika.

4.   CAPSICI FRUCTUS
      Nama lain                : Cabe, capsicum cayenne pepper, lombok
      Penggunaan             : Stomakikum, tingturnya sebagaai obat gosok.

5.   CAPSICI FRUTESCENTIS FRUCTUS
      Nama lain                : Buah cabe rawit
      Penggunaan             : Stimulan, stomakikum, karminativa.

6.   COPTICI FRUCTUS
      Nama lain                : Buah mungsi
      Penggunaan             : Karminativa, desinfektansia.

7.   CORIANDRI FRUCTUS
      Nama lain                : Ketumbar
      Penggunaan             : Bumbu masak karminativa.


8.   CUBEBAE FRUCTUS
      Nama lain                : Buah kemukus
      Penggunaan             : Obat radang selaput lendir, saluran kemih

9.   CUMINI FRUCTUS
      Nama lain                : Buah jinten putih
      Penggunaan             : Stimulans, karminatif,stomakikum.

10. FOENICULI FRUCTUS
      Nama lain                : Buah adas
      Penggunaan             : Karminatif, obat mulas, obat gosok anak.

11. GOSSYPIUM DEPURATUM
      Nama lain                : Kapas murni
      Penggunaan             : Untuk alat keshatan

12. ISORAE FRUCTUS
      Nama lain                : Buah puteran, kayu ules
      Penggunaan             : Antidiare

13.  MELALEUCA FRUCTUS
      Nama lain                : Buah kayu putih
      Penggunaan             : Karminativa

14.  MORINDAE CITRIFOLIAE FRUCTUS
      Nama lain                : Mengkudu, pace, buah noni
      Penggunaan             : Antidiabetika, antihipertensi, roboransia, ekspetoransia.

15. PANDANUS CONIDEUS FRUCTUS
      Nama lain                : Papuan Red Fruit/ Buah Merah
      Penggunaan             : Obat tekanan darah tinggi, asam urat,anti kolesterol, obat        kanker, Tumor dan HIV.
16. PAPAVERIS FRUCTUS
      Nama lain                ; Buah Opium, buah candu
      Penggunaan             : Sedativa ringan, untuk obat batuk.

17. PHALERIAE FRUCTUS
      Nama lain                : Buah Mahkota dewa, phaleria papuana.
      Penggunaan             : Antihipertensi, asam urat, anti diabetes, lever, kanker,
                                        Pendarahan dan membersihkan racun.

18. PIPERIS ALBI FRUCTUS
      Nama lain                : Lada putih, merica putih.
      Penggunaan             : Karminativa, bumbu masak.

19. PIPERIS NIGRI FRUCTUS
      Nama lain                : Lada hitam, merica hitam
      Penggunaan             : Karminativa, iritasi lokal.

20. RETROFRACTI FRUCTUS
      Nama lain                : Cabe jawa, lada panjang, cabe jamu.
      Penggunaan             : Stimulansia, karminativa, diaforetika.

21. TAMARINDI PULPA FRUCTUS
      Nama lain                : Asam jawa, Pulpa Tamarindorum cruda.
      Penggunaan             : Pencahar lemah.

22. VANILLAE FRUCTUS
      Nama lain                : Buah Vanili
      Penggunaan             : Bahan Pewangi.

23. WOODFORDIAE FRUCTUS
      Nama lain                : Bunga Sidowayah
      Penggunaan             : Adstringen.
SEMEN

1.   ARECAE SEMEN
      Nama lain                : Biji pinang, Jambe.
      Penggunaan             : Memperkecil pupil mata, obat cacing
                                        (antelmintika) terutama cacing pita, untuk makan sirih

2.   COFFEAE SEMEN
      Nama lain                ; Biji kopi
      Penggunaan             : Antidota, antipiretik, diuretik.

3.   COLAE SEMEN
      Nama lain                : biji kola
      Penggunaan             : minuman yang menyegarkan seperti halnya dengan teh,
                                        Kopi, guarana dan lain-lainnya berisi kofeina.

4.   CUCURBITAE SEMEN
      Nama lain                : Biji labu merah
      Penggunaan             : Obat cacing pita

5.   FOENIGRAECI SEMEN
      Nama lain                : Biji klabet
      Penggunaan             : Bahan pewangi

6.   MYRISTICAE SEMEN
      Nama lain                : Pala, Nutmeg, Nux Moschata.
      Penggunaan             : bahan pewangi, karminativa, stimulansia setempat
                                        terhadap saluran pencernaan, miristin berkhasiat
                                        membius, menyebabkan rasa kantuk, dan memperlambat
                                        pernafasan.


7.   MYRISTICAE ARILUS
      Nama lain                : Kembang pala, macis.
      Penggunaan             : Karminativa, aroma.

8.   MYRISTICAE PERICARPIUM SEMEN
      Nama lain                : Kulit buah pala.
      Penggunaan             : Karminativa, aromatik

9.   NIGELLAE DAMASCENAE SEMEN
      Nama lain                : Biji jinten hitam manis
      Penggunaan             : Karminativa.

10. NIGELLAE SATIVAE SEMEN
      Nama lain                ; Biji jinten hitam pahit.
      Penggunaan             : Stimulan, Karminativa, diaforentika.

11. PARKIAE SEMEN
      Nama lain                : Biji kedawung, Biglobosae semen.
      Penggunaan             : anti diare, adstringen.

12. STRYCHNI SEMEN
      Nama lain                : Biji Strihni
      Penggunaan             ; Amara, stimulansia, antidota.









AMYLUM

1.   AMYLUM MAMHOT
      Nama lain                : Pati singkong
      Penggunaan             : Bahan penolong bahan sediaan obat.

2.   AMYLUM MAYDIS
      Nama lain                : Pati jagung, Maizena, corn starch.
      Penggunaan             : Zat tambahan.

3.   AMYLUM ORYZAE
      Nama lain                : Pati beras.
      Penggunaan             : Bahan penolong dari sediaan obat.

4.   AMYLUM SOLANI
      Nama lain                : Pati kentang.
      Penggunaan             : Bahan penolong bahan sediaan obat.

5     AMYLUM TRITICI
      Nama lain               : Pati gandum, pati terigu
      Penggunaan            : Bahan penolong pada pembuatan sediaan obat











OLEUM

1.   OLEUM  ANISI
      Nama lain                : Minyak adasmanis, anise oil, assentia anisi
      Penggunaan             : Obat batuk, perangsang peristaltik pada mulas.

2.   OLEUM  ARACHIDIS
      Nama lain                : Minyak kacang, peanut oil
      Penggunaan             : Sebagai pengganti minyak zaitun untuk
                                        pembuatan margarine dan sabun

3.   OLEUM  AURANTII
      Nama lain                : Minyak jeruk manis
      Penggunaan             : Obat bronchitis menahun, bahan pewangi

4.   OLEUM CACAO
      Nama lain                : Lemak coklat
      Penggunaan             : Kosmetik, supositoria

5.   OLEUM CAJUPUTI
      Nama lain                : Minyak kayu putih
      Penggunaan             : Sebagai obat gosok pada sakit encok dan rasa
                                        nyeri lainnya, kadang-kadang untuk obat batuk.

6.   OLEUM CANANGA
      Nama lain                : Minyak kenanga
      Penggunaan             : Zat tambahan parfum.

7.   OLEUM CARCHARIDIS
      Nama lain                : Minyak ikan hiu
      Penggunaan             : Sumber kalori dan pengobatan avitaminosa A dan D

8.   OLEUM  CARYOPHYLI
      Nama lain                : Minyak cengkeh, clove oil
      Penggunaan              Obat sakit gigi, mules, kadang untuk obat batuk.

9.   OLEUM CINNAMOMI
      Nama lain                : Minyak kayu manis, Oleum ciaoi
      Penggunaan             : Obat gosok, obat mulas, pengawet sirop

10. OLEUM CITRI
      Nama lain                : Minyak jeruk, lemon oil
      Penggunaan             : Obat batuk, perangsang peristaltik pada mulas,
                                        bahan pewangi

11. OLEUM CITRONELLAE
      Nama lain                : Minyak sereh
      Penggunaan             : Parfum dan penghalau serangga karena
                                        mengandung metilheptanon

12. OLEUM COCOS
      Nama lain                : Minyak kelapa, coconut oil
      Penggunaan             : Untuk membuat salep, shampoo, sabun yang
                                        dapat dipakai untuk mencuci dengan air laut atau
                                        air yang kadar kalsiumnya tinggi

13. OLEUM COPTICI
      Nama lain                : Minyak mungsi
      Penggunaan             : Isolasi timol, karminativa.

14. OLEUM CORIANDRI
      Nama lain                : Minyak ketumbar
      Penggunaan             : Bahan pewangi dan karminativa.

15. OLEUM EUCALYPTI
      Nama lain                : Minyak ekaliptus
      Penggunaan             : Germisida, obat batuk, antiseptika saluran pernafasan.

16. OLEUM FOENICULI
      Nama lain                : Minyak adas
      Penggunaan             : Obat gosok bayi, obat mulas untuk anak-anak,
                                         karminativa lemah, terbanyak dipakai sebagai bahan pewangi aqua foeniculi.

17. OLEUM IECORIS ASELLI
      Nama lain                : Minyak ikan, oleum morrhuae, cod liver oil
Penggunaan             : Sumber vitamin A tidak kurang dari 600 S . I tiap gram dan sumber vitamin D tidak kurang dari 80 S . I tiap gram, bahan salep.

18. OLEUM MAYDIS
      Nama lain                : Minyak jagung
Penggunaan             : Zat tambahan, pengganti minyak lemak bagi pasien yang tinggi kadar kolesterolnya.

19. OLEUM MENTHAE PIPERITAE
      Nama lain                : Minyak permen, peppermint oil
      Penggunaan             : Karminativa, stimulansia, sebagai alat mulas.

20. OLEUM MYRISTICAE
      Nama lain                : Minyak pala, nutmeg oil
      Penggunaan             : Karminativa, stimulansia lambung.

21. OLEUM MYRISTICAE EKSPRESSUM
      Nama lain                : Lemak pala, oleum nucistae, nutmeg oil
      Penggunaan             : Obat gosok, stimulansia luar.

22. OLEUM OLIVAE
      Nama lain                : Minyak zaitun, olive oil, sweet oil.
      Penggunaan             : Bahan makanan, pencahar lemah.

23. OLEUM POGOSTEMONI
      Nama lain                : Minyak nilai
      Penggunaan             : Zat tambahan, bahan pewangi.

24. OLEUM RACINI
      Nama lain                : Minyak jarak, castor oil
Penggunaan             : Pencahar (hati-hati pada wanita yang sedang hamil atau sedang haid). Jangan dicampur dengan obat cacing yang dapat larut dalam minyak, hair tonic.

25. OLEUM ROSAE
      Nama lain                : Minyak mawar, rose oil
      Penggunaan             : Bahan pewangi.

26. OLEUM SESAMI
      Nama lain                : Minyak wijen, sesame oil
Penggunaan             : Bahan makanan, sebagai obat luar untuk melemaskan kulit, untuk pembuatan plester, sabun, salep, liniment.

27. OLEUM SHOREAE
      Nama lain                : Minyak tengkawang, Borneo talk
      Penggunaan             : Bahan kosmetika dan suppositoria.

28. OLEUM VETIVERIAE
      Nama lain                : Minyak akarwangi
      Penggunaan             : Zat tambahan, bahan pewangi
fa86f3268ca58449807fa28e1b87ba2f0fbbe1e2d2e2f957067b08e1fbab0dddbaa0c9f5ac7cdb1a

fsjsff

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation.

3 komentar:

 

Copyright @ 2013 FARMASI OBAT HERBAL.

Designed by Templateiy & CollegeTalks