Translate

Sunday, April 27, 2014

teknologi sediaan galenik



MAKALAH teknologi sediaan galenik
Tanaman Yang Menghasilkan Minyak Atsiri
GANDAPURA (.)



                            NAMA                  :           JODI SETIAWAn
                            NIM                      :           12080116
                            KELAS                 :           3C


POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL
DIII FARMASI
TAHUN 2012/2013




KATA PENGANTAR


Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ Minyak Atsiri Gandapura dan Mawar”.
Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah teknologi minyak atsiri yang diampu oleh Ibu Rizky Febriyanti S Farm Apt. Terselesaikannya makalah ini juga tidak lepas dari dukungan, dorongan serta motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, melalui mkalah ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat baik langsung maupun tidak dalam penulisan makalah ini, terutama kepada:
1. Ayah dan Ibu kami yang senantiasa mendoakan atas kesuksesan kami.
2. Ibu Rizky Febriyanti selaku dosen pengampu mata kuliah galenikn yang selalu memberikan bimbingan kepada kami, dan
3. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Hanya sang maha mutlaklah yang mampu mendengar dan membalas atas kebaikan dari pihak-pihak tersebut. Dalam penyelesaian makalah ini penulis menyadari adanya kekurangan dan kesalahan. Oleh sebab itu nasehat serta kritik dan saran selalu penulis terima dan harapkan demi proyeksi perbaikan makalah ini ke depan. Akhir kata penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membutuhkan.
Tegal, 25 November 2011.

Penyusun


















A. Minyak Atsiri Gandapura
 1. Klasifikasi Tanaman Tanaman gandapura dalam ilmu taksonomi diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Dilleniidae
Ordo : Ericales
Famili : Ericaceae
Genus : Gaultheria
Spesies : Gaultheria fragrantissima

Pendahuluan
Tanaman gandapura banyak dikenal di Jawa dengan sebutan kakapasan, kaworo, regula, rewulow, waron, kastore, atau bukal, sedangkan di Sumatera orang menyebutnya sebagai gandapura. Kesturi merupakan tanaman semak berumur panjang yang tumbuh tegak, bercabang sedikit dan memiliki tinggi 0,5 m – 2,5 m dengan batang bulat berambut kasar. Kapasan dapat ditemukan tumbuh liar di tempat- tempat terbuka, tanah kososng atau tersebar di kebun-kebun sampai ketinggian 650 m di atas permukaan laut. Daunnya tunggal bertangkai panjang, helaian daun berbagai lima yang sangat dalam dengan panjang 6 cm – 22 cm, kedua permukaan berambut kasar, bertulang menjari, tepi bergerigi, berujung rincing dan berwarna hijau. Gandapura merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri yang cukup potensial. Tanaman ini dapat tumbuh pada dataran tinggi, 1.300 – 3.300 m dpl., (Oyen dan Dung, 1999) dan belum dikembangkan secara ekonomis karena belum tersedia teknologi budidayanya yang tepat. Selama ini, daun dipanen dari tumbuhan di daerah pegunungan yang ada di Jawa Tengah, terutama dari gunung Lawu, Tawangmangu. Secara tradisional, tanaman ini dimanfaatkan untuk analgesik, karminatif, diuretik, mengobati rematik, mencegah kerontokan rambut, antiseptik dan antelmintik. Dalam industri, digunakan sebagai campuran untuk pewangi dalam pembuatan minuman, parfum, obat, permen dan pasta gigi (Oyen dan Dung, 1999). Bahkan daun yang telah difermentasi dapat dibuat sebagai teh herbal (Oyen et al., 1999).
1.Daun yang masih segar mempunyai bau yang sangat aromatis sehingga tanaman aromatis yang mengandung atsiri bisa dimanfaatkan dalam bidang aromaterapi, farmasi, kosmetik dan parfum (Shiva et al., 1996). Sementara karakteristik dari bahan baku yang akan diproses untuk menghasilkan minyak adalah seperti yang ditunjukkan dalam table berikut.
2. Sentra Budidaya Negara penghasil wintergreen adalah Kanada dan Amerika Serikat, yang tumbuh tersebar di daerah Newfounland, Manitoba, Minnesito sampai George dan Alabama. Sedangkan di Indonesia tanaman gandapura banyak ditemukan di sekitar hutan seperti gunung Dieng / gunung Lawu, Jawa Tengah.
3. Syarat Tumbuh Tanaman wintergreen lebih sesuai tmbuh di daerah yang berhawa dingin dan tanah berpasir, terutama bila dinaungi belukar dan pohon. Seperti telah dijelaskan di atas bahwa tumbuhan gandapura dapat hidup atau tumbuh di tempat- tempat terbuka, tanah kososng atau tersebar di kebun-kebun sampai ketinggian 650 m di atas permukaan laut.
4. Pemanenan dan pasca panen Terna gandapura diperoleh dengan cara mencari di sekitar hutan, (banyak di gunung Dieng / gunung Lawu, Jawa Tengah) secara selektif artinya memetik daun dan ranting yang sudah tua (hijau kecoklatan) dengan meninggalkan bagian tanaman yang masih muda (daun dan ranting berwarna merah kehijauan). Pada satu tanaman diambil 2/3 bagian tanaman, dan sisanya dibiarkan untuk tumbuh berkembang lebih lanjut. Musim pencarian terna gandapura dilakukan hanya 8 bulan dalam setiap tahun, yakni pada akhir musim hujan sampai awal musim hujan (Februari-September). Dengan demikian tanaman gandapura dapat berkembang biak atau setidaknya tanaman gandapura yang sudah diambil sebagian ternanya dapat bertunas kembali selama musim penghujan (4 bulan). Pengeringan terna gandapura dilakukan selama 2-3 hari. Kemudian terna dicacah dan disuling pada hari ke-4. Waktu penyulingan pada umumnya dilakukan sore hari sampai dini hari (± 8-10 jam).
5. Teknik Pengambilan Minyak Atsiri Beberapa metode yang dikemukakan dalam pengambilan minyak atsiri tanaman gandapura adalah sebagai berikut:
a. dengan maserasi kemudian disteam destilasi dari daun Gaultheria procumbens Linne (familia : Ericaceae) atau dari kulit pohon Belula lenta Linne (familia : Betulaceae).
b. destilasi dari Wintergreen (familia : G. procumbens) dipotong kecil-kecil biarkan 12 jam dalam air lalu minyak dipisahkan dengan steam. Minyak gandapura dihasilkan dari daun dan gagang tanaman gandapura (Gaultheria sp.) melalui proses penyulingan. Sementara penyulingan minyak gandapura lokal masih dilakukan secara kecil-kecilan menggunakan alat yang sangat sederhana. Dalam percobaan ini, Pembuatan ekstrak menggunakan 3 jenis pelarut, yaitu metanol, etil asetat dan heksan. Daun gandapura mengandung minyak atsiri sekitar 1,2%, bila disuling dalam keadaan segar kadar minyaknya hanya 0,5 – 0,8%, tetapi bila telah dikeringkan dapat mencapai 1% (Heyne, 1987). Hasil ekstraksi dari masingmasing pelarut juga menunjukkan adanya perbedaan, yaitu rendemen ekstrak tertinggi dihasilkan oleh ekstrak methanol (12,50%) yang bersifat polar, diikuti oleh ekstrak etil asetat (3,76%) dan heksan (1,99%). Penyulingan dilakukan secara uap dan air dengan lama penyulingan 6 jam. Mutu bahan baku dianalisis, sesuai ketentuan Materia Medika Indonesia (Depkes, 1989) terutama dalam penentuan kadar air, kadar abu, kadar abu tak larut asam, kadar sari yang larut dalam air dan alkohol. Proses lama pelayuan ternyata berpengaruh terhadap kadar minyak atsiri yang dihasilkan (Tabel 2). Hal ini menunjukkan bahwa proses pelayuan akan menguapkan air dan minyak secara bersamaan, sehingga semakin lama waktu pelayuan akan menurunkan kadar air dan minyak yang dihasilkan. Hal ini berarti bahwa sebaiknya daun dilayukan tidak terlalu lama. Bila daun disuling dalam keadaan segar maka kadar minyak yang dihasilkan terlalu kecil, yaitu hanya 0,1% (Heyne, 1987). Selain itu, lama pelayuan juga akan berpengaruh terhadap kadar metil salisilat. Kualitas minyak atsiri sangat ditentukan oleh kandungan metil salisilatnya sebagai komponen utama, semakin tinggi kadarnya akan semakin baik kualitas minyak tersebut. 6. Nama Dagang dan Kegunaan Nama dagang minyak yang dihasilkan dari penyulingan daun gandapura adalah wintergreen, : Methyl Salicylate / Wintergreen oil / minyak gandapura / Gaultheria oil / Betula oil / Oleum betulae. Kegunaan dari minyak gandapura adalah dalam produk makanan, penambahannya tidak boleh terlalu berlebihan, karena minyak bersifat sangat toksik. Persyaratan yang dianjurkan adalah 0,04% atau untuk campuran permen sekitar 0,2 – 0,5 mg/100 mg (Oyen dan Dung, 1999). Produk-produk obat gosok, terutama untuk pegal-pegal dan rematik yang menggunakan minyak gandapura sebagai bahan campuran utama telah banyak beredar (Anonim, 2002). Cara penggunaan minyak atsiri bisa dalam bentuk kompres (4 – 5 tetes atau 0,20 – 0,25 ml dicampur dengan air hangat atau dingin sebanyak sekitar 200 ml), minyak untuk pijat (12 – 15 tetes atau 0,60 – 0,75 ml) dalam 30 ml minyak almon) dan lotion (25 tetes atau 0,25 ml minyak dalam 60 g lotion netral (Anonim, 2003). Selain itu, minyak atsiri gandapura bisa dimanfaatkan juga sebagai insektisida atau insek repellent. Metode ekstraksi terhadap minyak atsiri akan berpengaruh terhadap rasa, aroma, kenampakan dan komposisi kimia dari produk, seperti minyak hasil penyulingan mempunyai bau dan aroma yang berbeda dengan minyak hasil ekstraksi dengan menggunakan pelarut organik (Ravid et al., 1983).

fsjsff

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation.

0 komentar:

Post a Comment

 

Copyright @ 2013 FARMASI OBAT HERBAL.

Designed by Templateiy & CollegeTalks