PENDAHULUAN
Mangostin dari Kulit Buah Manggis
Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai obat adalah buah manggis (Garcinia mangostana L) dengan mengambil konstituen senyawa aktifnya yaitu alfa mangostin yang berasal dari kulit buah manggis. Menurut hasil penelitian, kulit buah manggis memiliki aktivitas HIV tipe I (Chen, 1966), antibakteri,
antioksidan dan anti metastasis pada kanker usus (Tambunan, 1998). Dari hasil penelitian dilaporkan bahwa mangostin (1,3,6-trihidroksi-7-metoksi-2,8-bis (3metil-2-butenil)-9H-xanten-9-on) hasil isolasi dari kulit buah mempunyai aktivitas antiinflamasi dan antioksidan (Sudarsono dkk., 2002), antibakteri dan antifungi (Sundaram et al., 1983). Kandungan kimia kulit manggis adalah xanton, mangostin, garsinon, flavonoid dan tanin (Heyne, 1997; Soedibyo, 1998). Kulit buah mengandung senyawa yang meliputi mangostin, mangostenol, mangostinon A, mangostenon B, trapezifolixanton, tovofillin B, alfa mangostin, beta mangostin, garsinon B, mangostanol, flavonoid, epikatekin (Suksamsarn et al., 2002). Gartanin, gamma mangostin, garsinon E, epikatekin (Chairungsrilerd et al., 1996). Xanton terdistribusi luas pada tumbuhan tinggi, tumbuhan paku, jamur, dan tumbuhan lumut. Sebagian besar xanton ditemukan pada tumbuhan tinggi yang dapat diisolasi dari empat suku, yaitu Guttiferae, Moraceae, Polygalaceae dan Gentianaceae (Sluis, 1985). Alfa mangostin merupakan derivat dari xanton yang memiliki nama IUPAC (1,3,6-trihidroksi-7-metoksi-2,8-bis (3metil-2-butenil)- 9H-xanten-9-on) (Sudarsono dkk., 2002).
Manggis (Garcinia mangostana L.) adalah sejenis pohon hijau abadi dari daerah tropika yang diyakini berasal dari Kepulauan Nusantara. Tumbuh hingga mencapai 7 sampai 25 meter. Buahnya juga disebut manggis, berwarna merah keunguan ketika matang, meskipun ada pula varian yang kulitnya berwarna merah. Buah manggis dalam perdagangan dikenal sebagai “ratu buah”, sebagai pasangan durian, si “raja buah”. Buah ini mengandung xanthone,Xanthone mempunyai aktivitas antiinflamasi dan antioksidan. Sehingga di luar negeri buah manggis dikenal sebagai buah yang memiliki kadar antioksidan tertinggi di dunia.
Manggis berkerabat dengan kokam, asam kandis dan asam gelugur, rempah bumbu dapur dari tradisi boga India dan Sumatera.
Bahkan hampir semua bagian tanaman buah ini menyimpan khasiat. Secara tradisional manggis digunakan sebagai obat sariawan, wasir, dan luka karena kemampuan antiinflamasi atau antiperadangan.
Salah satu paparan tentang khasiat buah manggis diungkapkan oleh Prof. Dr.H.R. Sidik, guru besar Fakultas MIPA Universitas Padjadjaran, Bandung. Dijelaskan bahwa tumbuhan bernama Latin Garcinia mangostana ini memiliki batang kayu keras. Cabangnya teratur, berkulit cokelat, dan bergetah. Kulit kayunya dapat mengobati penyakit disentri, diare, dan sariawan mulut (kompas.com).
Tanaman Manggis (Garcinia mangostana L )
Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Sub-divisi : Angiospermae (berbiji tertutup)
Kelas : Dicotyledoneae (biji berkeping dua)
Ordo : Guttiferanales
Famili : Guttiferae
Genus : Garcinia
Spesies : Garcinia mangostana L
(Rukmana, 1995)
b. Ekologi dan Penyebaran
Manggis merupakan tanaman asli daerah tropis kawasan Asia Tenggara. Sebagian literatur memastikan daerah asal tanaman manggis adalan Kepulauan Sunda Besar dan Semenanjung Malaya. Selain itu juga disebutkan terdapat di hutan-hutan belantara di Kalimamtan Timur dan Kalimantan Tengah (Rukmana, 1995). Tumbuhan ini dapat tumbuh di Jawa pada ketinggian 1-1000 dari permukaan laut, pada berbagai tipe tanah (pada tanah liat dan lempung yang kaya bahan organik) (Sudarsono, dkk., 2002).
c. Penggunaan
Secara empirik buah manggis digunakan untuk mengobati diare, radang amandel, keputihan, disentri, wasir, borok, disamping itu digunakan sebagai peluruh dahak, dan juga untuk sakit gigi. Kulit buah digunakan untuk mengobati sariawan, disentri, nyeri urat, sembelit. Kulit batang digunakan untuk mengatasi nyeri perut. Akar untuk mengatasi haid yang tidak teratur. Dari segi flavor, buah manggis cukup potensial untuk dibuat sari buah (Sudarsono, dkk., 2002).
d. Kandungan kimia
Lima puluh xanton telah diisolasi dari kulit buah manggis (Garcinia mangostana L). Yang pertama diberi nama mangostin setelah itu diberi nama a-mangostin pada tahun 1885 (Schmid, 1855). Turunan xanton lain yang telah diisolasi dari kulit buah manggis adalah γ-mangostin (Jefferson et al., 1970), gartanin dan 8-dioksigartanin (Govindachari dan Muthukumaraswamy, 1971). Kulit kayu, kulit buah, dan lateks kering Garcinia mangostana L mengandung sejumlah zat warna kuning yang berasal dari dua metabolit yaitu a-mangostin dan ß-mangostin yang berhasil diisolasi. a-mangostin merupakan komponen utama dalam kulit buah manggis sedangkan ß-mangostin merupakan konstituen minor (Sudarsono, dkk., 2002).
e. Senyawa a-mangostin
Bioaktif utama yang merupakan metabolit sekunder dari manggis (Garcinia mangostana L) adalah turunan xanton (Jung et al., 2006 dan Peres et al., 2000). Konstituen utama dari xanton manggis adalah a-mangostin dan γ-mangostin. Senyawa a-mangostin menunjukkan aktivitas antibakteri yang tinggi terhadap bakteri S. aureus, P aeruginosa, Salmonella typhimurium dan Bacillus subtilis dan aktivitas antibakteri yang sedang terhadap Proteus sp, Kleibsella sp dan Escherhia coli dengan nilai MIC antara 12,5 dan 50 µg/mL. Senyawa a-mangostin juga menunjukkan aktivitas antijamur yang tinggi terhadap jamur Epidermophyton floccosum, Alternaria solani, Mucor sp, Rhizopus sp, Cunninghamella echinulata dan aktivitas antijamur yang sedang terhadap Trichophyton mentagrophytes, Microsporum canis, Aspergillus niger, Aspergillus flavus, Penicillium sp, Fusarium roseum, dan Curvularia lunata dengan nilai MIC 1 dan 5 µg/mL (Sundaram et al., 1983 cit Chaverri et al., 2008). MIC (Minimum Inhibitory Concentration) adalah konsentrasi terendah antimikrobial yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme (mikroba). Banyak penelitian yang lain juga menunjukkan aktivitas a-mangostin sebagai antioksidan, antitumor, antiviral dan antiinflamasi (Chaverri et al., 2008). Struktur a-mangostin dapat dilihat pada Gambar 1.
Mangostin dari Kulit Buah Manggis
Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai obat adalah buah manggis (Garcinia mangostana L) dengan mengambil konstituen senyawa aktifnya yaitu alfa mangostin yang berasal dari kulit buah manggis. Menurut hasil penelitian, kulit buah manggis memiliki aktivitas HIV tipe I (Chen, 1966), antibakteri,
antioksidan dan anti metastasis pada kanker usus (Tambunan, 1998). Dari hasil penelitian dilaporkan bahwa mangostin (1,3,6-trihidroksi-7-metoksi-2,8-bis (3metil-2-butenil)-9H-xanten-9-on) hasil isolasi dari kulit buah mempunyai aktivitas antiinflamasi dan antioksidan (Sudarsono dkk., 2002), antibakteri dan antifungi (Sundaram et al., 1983). Kandungan kimia kulit manggis adalah xanton, mangostin, garsinon, flavonoid dan tanin (Heyne, 1997; Soedibyo, 1998). Kulit buah mengandung senyawa yang meliputi mangostin, mangostenol, mangostinon A, mangostenon B, trapezifolixanton, tovofillin B, alfa mangostin, beta mangostin, garsinon B, mangostanol, flavonoid, epikatekin (Suksamsarn et al., 2002). Gartanin, gamma mangostin, garsinon E, epikatekin (Chairungsrilerd et al., 1996). Xanton terdistribusi luas pada tumbuhan tinggi, tumbuhan paku, jamur, dan tumbuhan lumut. Sebagian besar xanton ditemukan pada tumbuhan tinggi yang dapat diisolasi dari empat suku, yaitu Guttiferae, Moraceae, Polygalaceae dan Gentianaceae (Sluis, 1985). Alfa mangostin merupakan derivat dari xanton yang memiliki nama IUPAC (1,3,6-trihidroksi-7-metoksi-2,8-bis (3metil-2-butenil)- 9H-xanten-9-on) (Sudarsono dkk., 2002).
Manggis (Garcinia mangostana L.) adalah sejenis pohon hijau abadi dari daerah tropika yang diyakini berasal dari Kepulauan Nusantara. Tumbuh hingga mencapai 7 sampai 25 meter. Buahnya juga disebut manggis, berwarna merah keunguan ketika matang, meskipun ada pula varian yang kulitnya berwarna merah. Buah manggis dalam perdagangan dikenal sebagai “ratu buah”, sebagai pasangan durian, si “raja buah”. Buah ini mengandung xanthone,Xanthone mempunyai aktivitas antiinflamasi dan antioksidan. Sehingga di luar negeri buah manggis dikenal sebagai buah yang memiliki kadar antioksidan tertinggi di dunia.
Manggis berkerabat dengan kokam, asam kandis dan asam gelugur, rempah bumbu dapur dari tradisi boga India dan Sumatera.
Gambar 1. Buah Manggis
Bahan aktif XANTHONE dalam buah manggis memiliki khasiat yang sangat
menakjubkan. Terutama bagian dalam kulit dan biji manggis. Banyak
ilmuwan telah mengkaji khasiat buah manggis sejak tahun 1970an. Xanthone
merupakan bahan aktif yang bersifat antikanker, antioksidan. Xanthone
mampu menghambat proses penuaan. Berikut fungsi manggis: Seluruh Bagian
Berkhasiat Sebagai negara yang memiliki keanekaragaman hayati melimpah,
Indonesia memiliki sumber tanaman herbal yang tiada habisnya. Salah satu
tanaman yang berkhasiat obat, yaitu manggis. Tak hanya nikmat disantap
sebagai buah segar, manggis juga memiliki sejumlah kemampuan.Bahkan hampir semua bagian tanaman buah ini menyimpan khasiat. Secara tradisional manggis digunakan sebagai obat sariawan, wasir, dan luka karena kemampuan antiinflamasi atau antiperadangan.
Salah satu paparan tentang khasiat buah manggis diungkapkan oleh Prof. Dr.H.R. Sidik, guru besar Fakultas MIPA Universitas Padjadjaran, Bandung. Dijelaskan bahwa tumbuhan bernama Latin Garcinia mangostana ini memiliki batang kayu keras. Cabangnya teratur, berkulit cokelat, dan bergetah. Kulit kayunya dapat mengobati penyakit disentri, diare, dan sariawan mulut (kompas.com).
Tanaman Manggis (Garcinia mangostana L )
- Klasifikasi tanaman Garcinia mangostana L (buah manggis)
Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Sub-divisi : Angiospermae (berbiji tertutup)
Kelas : Dicotyledoneae (biji berkeping dua)
Ordo : Guttiferanales
Famili : Guttiferae
Genus : Garcinia
Spesies : Garcinia mangostana L
(Rukmana, 1995)
b. Ekologi dan Penyebaran
Manggis merupakan tanaman asli daerah tropis kawasan Asia Tenggara. Sebagian literatur memastikan daerah asal tanaman manggis adalan Kepulauan Sunda Besar dan Semenanjung Malaya. Selain itu juga disebutkan terdapat di hutan-hutan belantara di Kalimamtan Timur dan Kalimantan Tengah (Rukmana, 1995). Tumbuhan ini dapat tumbuh di Jawa pada ketinggian 1-1000 dari permukaan laut, pada berbagai tipe tanah (pada tanah liat dan lempung yang kaya bahan organik) (Sudarsono, dkk., 2002).
c. Penggunaan
Secara empirik buah manggis digunakan untuk mengobati diare, radang amandel, keputihan, disentri, wasir, borok, disamping itu digunakan sebagai peluruh dahak, dan juga untuk sakit gigi. Kulit buah digunakan untuk mengobati sariawan, disentri, nyeri urat, sembelit. Kulit batang digunakan untuk mengatasi nyeri perut. Akar untuk mengatasi haid yang tidak teratur. Dari segi flavor, buah manggis cukup potensial untuk dibuat sari buah (Sudarsono, dkk., 2002).
d. Kandungan kimia
Lima puluh xanton telah diisolasi dari kulit buah manggis (Garcinia mangostana L). Yang pertama diberi nama mangostin setelah itu diberi nama a-mangostin pada tahun 1885 (Schmid, 1855). Turunan xanton lain yang telah diisolasi dari kulit buah manggis adalah γ-mangostin (Jefferson et al., 1970), gartanin dan 8-dioksigartanin (Govindachari dan Muthukumaraswamy, 1971). Kulit kayu, kulit buah, dan lateks kering Garcinia mangostana L mengandung sejumlah zat warna kuning yang berasal dari dua metabolit yaitu a-mangostin dan ß-mangostin yang berhasil diisolasi. a-mangostin merupakan komponen utama dalam kulit buah manggis sedangkan ß-mangostin merupakan konstituen minor (Sudarsono, dkk., 2002).
e. Senyawa a-mangostin
Bioaktif utama yang merupakan metabolit sekunder dari manggis (Garcinia mangostana L) adalah turunan xanton (Jung et al., 2006 dan Peres et al., 2000). Konstituen utama dari xanton manggis adalah a-mangostin dan γ-mangostin. Senyawa a-mangostin menunjukkan aktivitas antibakteri yang tinggi terhadap bakteri S. aureus, P aeruginosa, Salmonella typhimurium dan Bacillus subtilis dan aktivitas antibakteri yang sedang terhadap Proteus sp, Kleibsella sp dan Escherhia coli dengan nilai MIC antara 12,5 dan 50 µg/mL. Senyawa a-mangostin juga menunjukkan aktivitas antijamur yang tinggi terhadap jamur Epidermophyton floccosum, Alternaria solani, Mucor sp, Rhizopus sp, Cunninghamella echinulata dan aktivitas antijamur yang sedang terhadap Trichophyton mentagrophytes, Microsporum canis, Aspergillus niger, Aspergillus flavus, Penicillium sp, Fusarium roseum, dan Curvularia lunata dengan nilai MIC 1 dan 5 µg/mL (Sundaram et al., 1983 cit Chaverri et al., 2008). MIC (Minimum Inhibitory Concentration) adalah konsentrasi terendah antimikrobial yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme (mikroba). Banyak penelitian yang lain juga menunjukkan aktivitas a-mangostin sebagai antioksidan, antitumor, antiviral dan antiinflamasi (Chaverri et al., 2008). Struktur a-mangostin dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 2. Struktur Kimia Senyawa a-Mangostin
Nama IUPAC (1,3,6-trihidroksi-7-metoksi-2,8-bis (3metil-2-butenil)-9H
xanten-9 on), rumus molekul : C24H22O6, berat molekul : 410,46 dan kemurnian
: >95%, 98%, 99% menggunakan HPLC (Petersson, 2009).
0 komentar:
Post a Comment