Farmakognosi amilum, curcuma, radix, semen dll
Materi Untuk latihan 1
Bahan :
·
Amilum oryzae
Nama species : Oryza
sativa L
Familia : Graminae
Nama lokal : Padi (jawa)
Spesifikasi : bergerombol
Familia : Graminae
Nama lokal : Padi (jawa)
Spesifikasi : bergerombol
·
Amilum Solani
Nama species : Solanum
tuberosum
Familia : SolanaceaeNama lokal :kentang
Spesifikasi :lamela dan hilus
·
Amilum Maydis
Nama species : Zea
mays
Familia : Graminae
Nama lokal : Jagung
Spesifikasi : Hilus bentuk bintang
Familia : Graminae
Nama lokal : Jagung
Spesifikasi : Hilus bentuk bintang
·
Amilum Manihot
Nama species : Manihot
utilissima pohl
Familia :Euphorbiaceae
Nama lokal : Pohong
Spesifikasi : Hilus berupa huruf lambda
Familia :Euphorbiaceae
Nama lokal : Pohong
Spesifikasi : Hilus berupa huruf lambda
·
Guazumae Folium
Nama species : Guazuma
ulmifolia
Familia :Sterculiaceae
Nama lokal : Jati Belanda
Spesifikasi : Rambut penutup bentuk bintang, pembuluh kayu penebalan tangga, sistolit, stomata
Familia :Sterculiaceae
Nama lokal : Jati Belanda
Spesifikasi : Rambut penutup bentuk bintang, pembuluh kayu penebalan tangga, sistolit, stomata
·
Daturae Folium
Nama species : Datura
metel L
Familia : Solanaceae
Nama lokal : Kecubung
Spesifikasi : Jaringan mesofil dengan berkas pengangkut bercabang,rambut penutup multi sel, ca oksalat bentuk roset, stomata
Familia : Solanaceae
Nama lokal : Kecubung
Spesifikasi : Jaringan mesofil dengan berkas pengangkut bercabang,rambut penutup multi sel, ca oksalat bentuk roset, stomata
·
Sericocaycis Folium
Nama species : Sericocalyx
crispus
Familia : Acanthaceae
Nama lokal : daun keji beling
Spesifikasi : sistolit,trikoma,berkas pembuluh,rambut penutup
Familia : Acanthaceae
Nama lokal : daun keji beling
Spesifikasi : sistolit,trikoma,berkas pembuluh,rambut penutup
·
Elephantopi Folium
Nama species : Elephantopus
scaber
Familia : Asteraceae
Nama lokal: Tapak liman
Spesifikasi : serabut sklerenkim, pembuluh kayu dengan penebalan tangga spiral, penebalan dengan bentuk tangga
Familia : Asteraceae
Nama lokal: Tapak liman
Spesifikasi : serabut sklerenkim, pembuluh kayu dengan penebalan tangga spiral, penebalan dengan bentuk tangga
·
Cocae Folium
Nama species :Erythroxylum coca
Familia : Erythroxylaceae
Nama lokal :Daun koka
Spesifikasi : garis lateral, epidermis atas mengandung mucilago, papila, stomata tipe diasitik
Familia : Erythroxylaceae
Nama lokal :Daun koka
Spesifikasi : garis lateral, epidermis atas mengandung mucilago, papila, stomata tipe diasitik
·
CONTACT THE CHEF
THE CAFE OF
MY THOUGHTS, INSPIRATIONS, AND CREATIONS
FARMAKOGNOSI
ALL POSTS TAGGED FARMAKOGNOSI
FARMAKOGNOSI : FRAGMEN KHAS SIMPLISIA
PUBLISHED JULY 4, 2013 BY KYOKAZUCHAN
1. Amylum Oryzae
Amilum Oryzae
Bisa dibilang amilum dari Oryza sativa adalah
amilum yang paling mudah dikenali. Bentuknya bulat kecil-kecil. Paling kecil di
antara semua amilum yang, at least, pernah saya identifikasi. Amilum Oryza
cenderung berkelompok. Seperti amilum lainnya, amilum Oryzae berwarna gradasi
ungu bias. Hilus dan lamela tidak begitu jelas baik di perbesaran 10x maupun
40x.
2. Amylum Solani
Amilum Solani
Kebalikan dengan yang sebelumnya, Amilum dari Solanum
tuberosum adalah yang paling besar di antara jenis amilum lain yang
saya identifikasi sehingga amilum yang satu ini juga mudah dikenali. Bentuknya
bulat telur tidak beraturan dan tidak berkelompok. Berwarna bias ungu di
pinggirnya dan hilus terlihat jelas di perbesaran 10x maupun 40x sedangkan
lamella baru akan terlihat di perbesaran 40x.
3. Amilum Manihot
Amilum Manihot
Amilum dari Manihot utilisimia. Ukurannya
lebih besar dari Oryza, tapi jauh lebih kecil dari Solani. Satu hal yang khas
dari amilum jenis adalah bentuk “Topi baja”. Yaitu bentuk setengah lingkaran
seperti yang saya lingkari pada gambar di atas. Dapat ditemukan sendiri atau
bergerombol. Hilus kadang terlihat di perbesaran 10x, tergantung ukuran amilum
itu sendiri. Lamela terlihat tipis di perbesaran 40x.
4. Amylum Triciti
Amilum Tritici
Ukuran fragmen amilum dari Triciticum vulgare ini
tidak begitu jauh dengan Manihot. Amilum ini khas dengan segerombol amilum di
mana ada satu amilum berukuran besar yang dikelilingi beberapa amilum yang
berukuran lebih kecil, seperti kelompok amilum yang saya tandai di gambar.
Hilus dapat terlihat di perbesaran 40x, tergantung ukuran dari amilum tersebut.
5. Galangae Rhizoma
Galangae Rhizoma
Amilum ini berasal dari simplisia Alpinia galanga
yaitu lengkuas. Berbentuk lonjong dan ramping, hampir seperti bentuk beras.
Cenderung ditemukan sendiri-sendiri, tidak berkelompok. Hilus cenderung
terlihat jelas baik di perbesaran 10x maupun 40x. Bagian dinding berwarna ungu
bias kecoklatan.
6. Xanthorrizae Rhizoma
Xanthorrizae Rhizoma
Amilum Xanthorrizae dihasilkan Curcuma
xanthorrizae. Amilum jenis ini berbentuk lonjong, lebar, dengan pangkal
yang meruncing, cenderung tunggal. Lamella cenderung terlihat jelas sedangkan
hilus tidak.
7. Curcuma Rhizoma
Curcuma Rhizoma
Amilum Curcuma domestica bisa
dibilang paling mirip dengan Amilum Xanthorrizae. Yang membedakan adalah
ukurannya yang lebih kecil, dan lebih berbentuk runcing di ketiga sisinya
sehingga hampir menyerupai segitiga. Salah satu ujungnya berputing, dan
cenderung berwarna kekuningan. Hilus dan lamella hampir tidak telihat sama
sekali. Amilum cenderung tunggal.
8. Kaempferiae Rhizoma
Kaempfreriae Rhizoma
Berbeda dengan beberapa amilum rhizoma yang
sebelumnya, Amilum Kampferiae galanga lebih berbentuk bulat
telur daripada lonjong. Bentuk bulat tersebut tidak beraturan, lebih pipig dan
terdapat puting di salah satu ujungnya. Baik hilus maupun lamella tidak
terlihat.
9. Zingiberis Rhizoma
Zingiberis Rhizoma
Jika curcuma dapat dibilang ‘kembaran’ xanthorriza,
maka amilum Zingiber officinaleadalah saudara kembar untuk amilum
kaempfreria. Keduanya sama-sama berbentuk bulat telur pipih tidak beraturan
dengan puting di salah satu ujungnya dan ukuran yang tidak jauh berbeda. Satu
yang membedakan adalah, zingiberis memiliki satu lagi fragmen khas selain
amilumnya, yaitu idioblas.
Zingiberis Rhizoma
Idioblas
Idioblas zingiber terlihat seperti sarang lebah.
Fragmen ini dapat dilihat di preparat kloral anhidrat. Berwarna antara cokelat
muda hingga cokelat tua dengan sekat-sekat transparan, ukurannya bervariasi.
Jika kita melihat fragmen satu ini di kloralhidrat, hampir dapat dipastikan
simplisia tersebut adalah Zingiber. Sehingga satu hal yang harus diperhatikan
dalam uji identifikasi antara zingiber dan kaempferia adalah satu : SAMPEL
HARUS HOMOGEN dan SAMPEL TIDAK BOLEH TERKONTAMINASI. Karena keberadaan idioblas
tersebut sangat penting untuk menentukan jenis simplisia.
10. Arecae Semen
Arecae Semen
Fragmen khas dari simplisia Areca catechu adalah
endosperm dengan bintik-bintik aleuron. Endosperm sendiri tidak berwarna,
transparan dan membentuk tekstur yang mirip jelly, ukurannya bervariasi.
Bintik-bintik aleuron tersebar di permukaan endosperm, berwarna peach bias.
Fragmen ini dapat dilihat di preparat klorat anhidrat.
11. Rhei Radix
Rhei Radix
Fragmen khas dari simplisia Rheum palmatum adalah
Ca-Oksalat berbentuk roset atau bunga dengan kelopak bertumpukan. Ca-oksalat
cenderung berwarna kelabu dengan ukuran 100-200 nm. Ca-oksalat ini juga sering
ditemukan menempel di fragmen parenkim.
12. Coffea Semen
Coffea Semen
Sel batu adalah salah satu fragmen khas dari Coffea
robusta. Sel batu Coffea cenderung tunggal, berdinding dan lumen tebal.
Lumen berwarna cokelat dengan dinding sel berwarna lebih muda. Satu lagi yang
khas dari simplisia ini adalah latar yang ‘kotor’ dan berwarna cokelat bias.
13. Cocos Semen
Cocos Semen
Sama halnya seperti kopi, Cocos nucifera juga
mempunyai sel batu sebagai fragmen khasnya. Yang membedakan adalah sel batu
kelapa BERKELOMPOK. Itu. hal-hal kecil lainnya adalah dindingnya lebih tebal
berwarna kecokelatan dengan lumen yang lebih tipis berwarna lebih gelap dan
ukurannya lebih panjang. Di perbesaran 40x terlihat garis-garis melintang di
sepanjang dinding sel batu. Satu lagi, latar dari kelapa jauh lebih bersih
tanpa ada pengotor dan tidak berwarna.
14. Cubebae Fructus
Cubebae Fructus
Endokarp
Ada dua fragmen khas Piper cubeba, sel
batu endokarp dan sel batu hypodermis. Satu perbedaan yang signifikan adalah
WARNANYA. Sel batu ENDOKARP berwarna HIJAU sedangkan sel batu HYPODERMIS
berwarna COKELAT.
Cubebae Fructus
Hipodermis
Ciri lainnya adalah sel batu endokarp ukurannya lebih
besar dan bertumpuk beraturan, sel batu hypodermis berukuran lebih kecil dan
bertumpuk tidak beraturan.
15. Alyxiae Cortex
Alyxiae Cortex
Fragmen khas Alyxia reindwardtii adalah
sel batu yang tidak terlihat seperti sel batu, saking jeleknya. Jika dilihat
sekilas, bentuknya seperti parenkim berwarna hijau bias, namun dengan noda
berwarna gelap yang seringkali berbentuk menyerupai bulan sabit. Bentuk bulan
sabit tersebut sebenarnya adalah lumen dari sel batu tersebut.
16. Theae Folium
Theae Folium
Camellia sinensis juga terkenal
dengan sel batu sebagai fragmen khasnya. Satu hal yang berbeda dari sel batu
teh ini adalah bentuknya yang BERCABANG. Dindingnya tebal dengan lumen yang
tipis hingga tebal. Dinding berwarna kuning bias sedangkan lumen berwarna lebih
gelap. Terdapat ca-oksalat berbentuk roset juga di simplisia ini, namun yang
membedakan dengan ca-oksalat Rhei Radix adalah ukuran ca-oksalat di teh yang
lebih kecil.
17. Cinnamomi Cortex
Cinnamomi Cortex
Fragmen khas Cinnamomum zeylanicum adalah
serabut sklerenkim. Kedua ujungnya runcing dan berwarna jingga bias. Kadang
berkelompok dan kadang tunggal.
18. Blumea Folium
Blumea Folium
Fragmen khas Blumeae balsamifera adalah
rambut penutup. Rambut penutup ini tidak berwarna, berujung runcing dengan akar
di salah satu ujungnya dan terdapat saluran minyak di sepanjang badan rambut
dengan dinding yang tipis. Cenderung tunggal.
19. Sappan Lignum
Sappan Lignum
Yang khas dari simplisia Caesalpinia sappan adalah
fragmen serabut dengan garis-garis xylem melintang. Fragmen ini berwarna
cokelat kekuningngan. Ukuran dari serabut xylem tersebut bervariasi, tetapi
biasanya terdiri dari beberapa baris serabut.
20. Santali Lignum
Santali Lignum
Sama seperti sappan, fragmen khas simplisia Santalum
album adalah serabut xylem dengan garis jari-jari empulur. Yang
membedakannya dengan serabut xylem milik sappan adalah warna dari masing-masing
fragmen. Serabut xylem SAPPAN berwarna COKELAT, sedangkan serabut xylem SANTALI
berwarna HIJAU BIAS.
21. Capsici Fructus
Capsici Fructus
Endokarp berbentuk usus adalah fragmen khas dari
simplisia Capsicum annum yaitu cabe. Fragmen ini berdinding
tebal, berwarna hijau terang dengan ruas-ruas berwarna hijau yang lebih gelap,
berbentuk saluran bertumpuk seperti usus besar.
22. Piperis Betle Folium
Piperis Betle Folium
Piperis betle mempunyai epidermis dengan sel minyak sebagai
fragmen khasnya. Epidermis tersebut mirip dengan tekstur endosperm pada
Alyxiae, namun epidermis pada piperis berwarna jingga bias. Sel minyaknya
berbentuk bulat tidak beraturan dan tersebar di permukaan epidermis dengan
warna kuning hingga cokelat. Kadang ditemukan juga berkas pembuluh bersama
epidermis dengan sel minyak ini.
23. Caryophilli Flos
Caryophilli Flos
Parenkim
Salah satu fragmen yang khas dari Eugenia
caryophyllusadalah parenkim dan polen. Dinding parenkim membentuk rantai
kecil dengan warna kecokelatan.
Caryophilli Flos Polen
Fragmen khas lainnya adalah polen, yaitu serbuk bunga.
Fragmen ini dapat dilihat di preparat kloral anhidrat. Bentuknya seperti amilum
manihot dan xanthorrizae. Warnanya kekuningan, tebal, cenderung tunggal.
BAB
V
PEMBAHASAN
Farmakognosi merupakan cara pengenalan ciri-ciri atau
karakteristik obat yang berasal dari bahan alam. Farmakognosi mencakup seni dan
pengetahuan pengobatan dari alam yang meliputi tanaman, hewan, mikroorganisme,
dan mineral. Perkembangan farmakognosi saat ini sudah melibatkan hasil
penyarian atau ekstrak yang tentu akan sulit dilakukan indentifikasi zat aktif
jika hanya mengandalkan mata. Dengan demikian, cara identifikasi juga semakin
berkembang dengan menggunakan alat-alat cara kimia dan fisika.
Adapun beberapa parameter yang dilakukan sebagai
standar mutu tanaman, meliputi pemeriksaan organoleptis, pengamatan terhadap
morfologi dan anatomi, serta identifikasi kandungan kimia.
Berdasarkan hal tersebut, untuk Pengamatan morfologi
dilakukan dengan mengamati bentuk fisik dari simplisia yakni ukuran, warna dan
bentuk simplisia dan merupakan salah satu cara dalam memperkenalkan tanaman
karena mengingat tanaman yang sama belum tentu mempunyai bentuk morfologi yang
sama pula.
Pengamatan anatomi dilakukan untuk mengamati bentuk
sel dan jaringan yang diuji berupa sayatan melintang, membujur, dan serbuk dari
simplisia. Dari pemeriksaan diperoleh pada anatomi daunnya terdiri dari
epidermis, hypodermis, sklerenkim, trikoma, xilem, floem. Pada batang terdiri
dari epidermis, hypodermis, sklerenkim, xylem, floem, berkas pengangkut tipe
kolateral. Pada akar terdapat epidermis, eksodermis, parenkim korteks, floem,
dan xilem.
Identifikasi kandungan kimia
Simplisia yang diuji berupa simplisia tunggal baik dalam bentuk rajangan,
serbuk, ekstrak, yang ditambahkan dengan pereaksi tertentu, dan reaksi warna
dilakukan untuk pemastian identifikasi
Identifikasi simplisia yang akan dilakukan secara :
• Organoleptik meliputi pengujian morfologi, yaitu
berdasarkan warna, bau, dan rasa, dari simplisia tersebut.
• Makroskopik merupakan pengujian yang dilakukan
dengan mata telanjang atau dengan bantuan kaca pembesar terhadap berbagai organ
tanaman yang digunakan untuk simplisia.
• Mikroskopik, pada umumnya meliputi pemeriksaan
irisan bahan atau serbuk dan pemeriksaan anatomi jaringan itu sendiri.
Pada
praktikum farmakognosi ini dilakukan pemeriksaan simplisia secara mikroskopik,
organoleptis dan makroskopik pada 34 sampel
dari serbuk simplisia yang
mengandung karbohidrat, glikosida, minyak atsiri (minyak menguap), tanin,
alkaloid, resin atau damar, lipid dan vitamin. Pemeriksaan serbuk simplisia ini
dilakukan secara organoleptis, secara mikroskopik dan secara makroskopik.
Pemeriksaan
secara organoleptis, dilakukan dengan mengamati warna, bau, dan rasa. Pemeriksaan secara
mikroskopik dilakukan dengan melihat anatomi jaringan dari serbuk simplisia
yang ditetesi larutan kloralhidrat kemudian dipanaskan
di atas lampu spiritus (jangan sampai mendidih). Kemudian pengamatan dilakukan
di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah ( 4x10 ) dan perbesaran kuat.
Sedangkan khusus untuk uji amilum hanya ditetesi dengan aquadest. Hal ini
disebabkan karena penetesan kloralhidrat pada amilum dapat menghilangkan
butir-butir amilum. Kloralhidrat juga dapat digunakan untuk menghilangkan
kandungan sel seperti protein. Sedangkan pemeriksaan secara makroskopik
dilakukan dengan melihat simplisia dan serbuk simplisia secara langsung dengan
mata telanjang, memperhatikan bentuk dari simplisia.
Dari hasil pengamatan berikut ini merupakan penjabaran
secara organoleptis, makroskopis, dan mikroskopis dari simplisia yang praktikan
amati :
1. Sampel yang mengandung karbohidrat
a. Amilum Manihot ( pati singkong )
- Organolepis : Warna putih , tidak berbau, tidak berasa.
- Makroskopik : Habur putih.
- Mikroskopik : Anatomi jaringan yang teramati yaitu
butir pati sebagian besar tunggal, ada yang bergerombol dua atau tiga, hilus
terlihat berupa titik atau garis bercabang
b. Amilum Maydis ( pati jagung )
- Organolepis : Warna putih , tak berbau, tek
berasa.
- Makroskopik : Habur putih.
- Mikroskopik : Anatomi jaringan yang teramati yaitu
butir pati ada yang bergerombol/majemuk, ada yang tunggal, hilus terlihat
berbentuk titik dan bercabang
c. Amilum Oryzae ( Pati beras )
- Organolepis : Warna putih, tidak berbau, tidak
berasa
- Makroskopik : Hablur putih
- Mikroskopik : Anatomi jaringan yang teramati yaitu
butir pati majemuk dan hilus berupa titik
d. Amilum Solanni ( pati Kentang )
- Organolepis : Warna putih, tidak berbau, tidak
berasa
- Makroskopik : Hablur putih
- Mikroskopik : Anatomi jaringan yang teramati yaitu
butir pati tunggal dan majemuk dua atau lebih , berbentuk bulat telur dan hilus
berupa titik pada ujung
e. Amilum Sagu ( Pati sagu )
- Organolepis : Warna putih, tidak berbau, tidak
berasa
- Makroskopik : Hablur putih
- Mikroskopik : Anatomi jaringan yang teramati yaitu
butir pati tunggal
2. Sampel yang mengandung glikosida
a. Daun Asam
b. Biji Jinten Hitam
- Organolepis :
- Makroskopik :
- Mikroskopik :
c. Herba Pegagan
3. Sampel yang mengandung minyak atsiri
a. Rimpang temulawak
- Organolepis : kuning muda-kecoklatan, bau sedikit
menyengat, rasa pahit.
- Makroskopik : Kuning pucat pada bagian dalam, coklat
muda pada bagian luar, bentuknya bulat dan agak
- Mikroskopik : serabut sklerenkim, rabut
penutup,berkas pembuluh dan butir pati.
b. Rimpang Kencur
- Organolepis : Warna coklat kemerahan, bau khas
aromatik, rasa hambar
- Makroskopik : Rimpang bulat sembarang, kulit coklat
dan bagian dalam berwarna putih pucat.
- Mikroskopik : Anatomi jaringan yang teramati yaitu
pembuluh kayu dengan penebalan spiral, butir pati, parenkim dan sel minyak
c. Rimpang Lengkuas
- Organolepis : Warna kecoklatan, tidak berbau,
rasanya hambar
- Makroskopik : Warnanya coklat muda , berbentuk agak
lonjong
- Mikroskopik : Anatomi jaringan ini mempunyai ciri
yaitu memiliki jaringan berkas pembuluh. Anatomi jaringan yang dapat diamati
praktikan meliputi parenkim dengan butir pati, jaringan berkas pembuluh, dan
butir pati
d. Ketumbar
- Organolepis : Warna kecoklatan, tidak berbau, rasanya hambar
- Makroskopik : Warnanya coklat muda , berbentuk agak
lonjong
- Mikroskopik : Anatomi jaringan ini mempunyai ciri
yaitu memiliki jaringan berkas pembuluh. Anatomi jaringan yang dapat diamati
praktikan meliputi parenkim dengan butir pati, jaringan berkas pembuluh, dan
butir pati
e. Kayu Cendana
- Organolepis : Warna coklat keoranyean, bau aromatik,
rasa tidak berasa
- Makroskopik : Batang berkayu kecoklatan
- Mikroskopik : Anatomi jaringan yang teramati yaitu
serabut, hablur kalsium oksalat, seludang hablur kalsium oksalat.
4. Sampel yang mengandung Damar/Resin
a. Biji kedawung
b. Daun Pacar Cina
c. Rimpang Alang-alang
d. Rimpang Jahe
- Organolepis : Warna coklat muda dengan bau aromatik
dan rasa pedas.
- Makroskopik : Warna kuning pucat pada bagian dalam
dan berserat, coklat pucat pada bagian luar,
- Mikroskopik : Anatomi jaringan ini mempunyai ciri
serabut, pembuluh kayu dan berkas pembuluh. Anatomi yang dapat diamati yaitu
butir pati, serabut, parenkim dengan sel ekskresi, berkas pembuluh.
f. Herba sambiloto
- Organolepis : Warna coklat kehijauan, bau agak
menyengat, rasa sangat pahit.
- Makroskopik : Daun kecil berwarna hijau tua
berserat.
- Mikroskopik : Anatomi jaringan yang teramati yaitu
sistolit, fragmen epidermis, fragmen epidermis bawah, fragmen kulit buah.
e. Bunga cengkeh
- Organolepis : Warna coklat muda, bau khas aromatik,
rasa tidak berasa.
- Makroskopik : Bunga berbentuk silinder dengan ujung
tajam, dan ujung yang lain, terdapat kelopak, berwarna coklat tua.
- Mikroskopik : Anatomi jaringan yang teramati yaitu
serabut sklerenkim, calsium oksalat, sel batu dan sklereida
5. Sampel yang mengandung alkaloid
a. Kulit batang delima
b. Buah lada putih
- Organolepis : Warna putih, bau khas, rasa pedas.
- Makroskopik : Bulat kecil berwarna putih
- Mikroskopik : Anatomi jaringan yang teramati yaitu
kelompok sel batu, fragmen perisperm, butir pati.
c. Buah lada hitam
- Organolepis : Warna hitam, bau khas, dan rasanya
pedas
- Makroskopik : Bulat kecil berwarna hitam
- Mikroskopik : Anatomi jaringan yang teramati yaitu
jafragmen perisperm, fragmen mesokarp, butir pati.
d. Cabe Jawa
e. Daun Pepaya
- Organolepis : Daun berwarna hijau tua dengan tulang
daun menjari.
- Makroskopik : Warna hijau tua, bau aromatik, rasa
agak pahit.
- Mikroskopik : Anatomi jaringan yang teramati yaitu
epidermis atas, hablur kalsium oksalat, fragmen mesofil.
6. Sampel yang mengandung Tanin
a. Rimpang kunyit
b. Rimpang Dringo
c. Daun Salam
d. Daun Teh
e. Daun Kumis Kucing
7. Sampel yang mengandung lipid
a. Biji pala
- Organolepis : Warna coklat muda, bau khas aromatik,
rasa tidak berasa
- Makroskopik : Biji bulat lonjong, berwarna coklat
muda bergelombang
- Mikroskopik : Anatomi jaringan yang teramati yaitu
peristem sekunder, butir pati, endosperm, berkas pembuluh
b. Buah adas
c. Jinten Putih
8. Sampel yang mengandung vitamin
a. Biji kacang hijau
b. Buah cabe
c. Daun Seledri
- Organolepis : Warna coklat kehijauan , bau aromatik,
dan rasa asin sedikit pedas, lama – lama timbul rasa tebal di lidah.
- Makroskopik : Daun coklat kehijauan, berbentuk
seperti kipas dan tepi daun bergerigi.
- Mikroskopik : Anatomi jaringan yang teramati yaitu
stomata, kristal kalsium oksalat, fragmen xilem dengan floem dan dengan
penebalan cincin.
d. Daun Ubi jalar
e. Daun Bayam Merah
Tentunya banyak simplisia yang memiliki perbedaan yang
jelas jika dibandingkan dengan simplisia yang lain. Hal ini disebabkan
simplisia tersebut memiliki ciri khas yang diakibatkan oleh adanya perbedaan anatomi
dan morfologi. Namun ciri khas tersebut dapat pula tidak nampak karena
kesalahan dalam melakukan pemeriksaan dan penyimpnan simplisia yang relatif
lama.
Pada pemeriksaan simplisia dan serbuk simplisia hanya
beberapa simplisia berhasil dikerjakan dengan baik, Perbedaan literatur dan
hasil pengamatan disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya yaitu :
1. Simplisia satu dengan yang lainnya memiliki bentuk,
warna, dan bau yang hampir mirip pada sebagian besar simplisia.
2. Pada saat pemanasan, terkadang kloralhidrat pada
objek gelas mendidih, sehingga pada saat diamati dibawah mikroskop, objek
menjadi tidak jelas.
3. Ketidaktelitian praktikan dalam menggunakan alat
sehingga antara pengamatan simplisia satu dengan yang lainnya dapat tercampur
dan dapat mempengaruhi pemeriksaan.
4. Cara Pembuatan simplisia
5. Penyiapan preparat simplisia, keterbatasan waktu
yang disediakan, atau dapat juga dikarenakan bahan simplisia yang terlalu lama
BAB
VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Praktikum farmakognosi dilakukan pemeriksaan secara
organoleptis, makroskopik dan mikroskopik terhadap simplisia dari tanaman
tertentu
2. Pemeriksaan secara organoleptik meliputi pengujian
morfologi, yaitu berdasarkan warna, bau dan rasa.
3. Pemeriksaan secara makroskopik pengujian dilakukan
dengan mata telanjang atau dapat juga dengan bantuan kaca pembesar terhadap
berbagai organ tanaman yang digunakan sebagai simplisia.
4. Pemeriksaan secara mikroskopik dilakukan dengan
melihat anatomi jaringan dari serbuk simplisia di bawah mikroskop
B. Saran
1. Laboratorium
1. Laboratorium
Sebaiknya
Alat untuk praktikum diperbanyak seperti mikroskop dan objek glass serta deg
glass
2. Praktikum
a. lebih tepat waktu
b. Sebaiknya pembagian kelompok mempunyai anggota yang
kurang lebih 5 orang, agar mempermudah jalannya praktikum
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim,
1975. Materia Medika Indonesia, Jilid I, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Anonim,
1977. Materia Medika Indonesia, Jilid II, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Anonim,
1979. Materia Medika Indonesia, Jilid III, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Anonim,
1979. Materia Medika Indonesia, Jilid IV, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Anonim,
1979. Materia Medika Indonesia, Jilid V, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Anonim,
1979. Materia Medika Indonesia, Jilid VI, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Anonim,
2008, Buku Ajar Mata Kuliah
Farmakognosi, Jurusan Farmasi
Universitas Islam Negeri Alauddin, Makassar
Tim
Penyusun, 2010, Penuntun Praktikum Farmakognosi, Laboratorium Farmakognosi - Fitokimia Jurusan
Farmasi Universitas Islam Negeri Alauddin, Makassar
Selasa,
27 September 2011
RHIZOMA
1. BOESENBERGIAE RHIZOMA
Nama
lain ; Temu Kunci
Penggunaan : Antidiare.
2. CALAMI RHIZOMA
Nama
lain : Dlingo, Jariangu, Calamus, Sweetflag, Dringo
Penggunaan : Bahan pewangi, Karminativa, insektisida, demam
nifas.
3. CURCUMAE
RHIZOMA
Nama
lain : Temulawak, Koneng gede
Penggunaan : Kolagoga, antispasmodic
4. CURCUMAE
AERUGINOSAE RHIZOMA
Nama
lain : Temu hitam, Temu ireng
Penggunaan : Bagian dari jamu, antirematik, Karminativa
5. CURCUMAE
DOMESTICAE RHIZOMA
Nama
lain : Kunyit, Kunir
Penggunaan : Karminativa, antidiare, Kolagoga, Skabisida.
6. CURCUMAE
HEYNEANAE RHIZOMA
Nama
lain : Rimpang temu giring
Pengunaan :
Antiseptika kulit, anthelmintika.
7. CYPERI RHIZOMA
Nama
lain : Rimpang teki, teki
Penggunaan : Diuretika, Stomakika.
8. IMPERITAE
RHIZOMA
Nama
lain : Akar alang-alang
Penggunaan : Diuretika, Antipiretika.
9. KAEMPFERIAE
RHIZOMA
Nama
lain : Kencur
Penggunaan : Eksperontasia, Diaforetika, Korminativa,
Stimulansia, Roboransia.
10. LANGUATIS RHIZOMA
Nama
lain : Laos, Lengkuas, Galanga Rhizoma
Penggunaan : Bumbu, Karminativa, antifungi
11. ZINGIBERIS RHIZOMA
Nama
lain : Jahe
Penggunaan : Karminativa, Stimulansia, Diaforetika
12. ZINGIBERIS AROMATICAE RHIZOMA
Nama
lain : Lempuyang wangi
Penggunaan : Karminativa, Stomakika
13. ZINGIBERIS LITTORALIS RHIZOMA
Nama
lain : Lempuyang pahit
Penggunaan : Stomakik
14. ZINGIBERIS PURPUREI RHIZOMA
Nama
lain : Cassumunar Rhizoma, Bengle
Penggunaan : Karminativa, menghangatkan badan.
15. ZINGIBERIS ZERUMBETI RHIZOMA
Nama
lain : Lempuyang gajah
Penggunaan : Karminativa, Stomakik.
RADIX
1. CATHARANTHI
RADIX
Nama
lain : Akar tapak dara
Penggunaan : Peluruh Kemih (emenagoga), obat diabetes, obat
kanker.
2. DERRIDIS RADIX
Nama lain : Akar tuba
Penggunaan : Racun panah, racun ikan, scabicid, insektisida.
3 ELEPHANTOPI RADIX
Nama
lain : Akar tapak LIMAN
Penggunaan : Anti demam
4. EURYCOMAE RADIX
Nama lain : Akar pasakbumi
Penggunaan : Diuretika, antipiretika dan aprodisiaka.
5. GLYCYRRHIZAE
RADIX
Nama
lain : Akar manis, liquiritae Radix
Penggunaan : Antitusiva.
Akar dalam bentuk serbuk sebagai pengisi/ pembalut
pil Ekstrak untuk pewangi tembakau dan campuan obat batuk.
6. IPECACUANHAE RADIX
Nama
lain : Akar Ipeka, akar muntah
Penggunaan : - Dalam jumlah amat kecil sebagai menambah
nafsu makan.
- Dalam jumlah sedang sebagai diaforetika
dan ekspoktoransia
- Dalam jumlah besar sebagai emetika
7. PANACIS RADIX
Nama
lain : Ginseng
Penggunaan : Amara dan stimulansia
8. RAUWOLFIAE RADIX
Nama
lain : Akar Pulepandak, Rauwolfiae Radix
Penggunaan : Antihipertensi dan gangguan neuropsikhiatrik.
9. RHEI RADIX
Nama
lain : Kelembak
Penggunaan : Laksativa
10. VALERIANAE
RADIX
Nama
lain : Akar valerian
Penggunaan : Sedativa
11. VETIVERIAE
RADIX
Nama
lain : Akar wangi, larasetu
Penggunaan : Bahan Pewangi (dalam oleum), Diaforetika.
CORTEX
1. ALSTONIAE
CORTEX
Nama lain : Kulit Pule
Penggunaan : Antipiretika, antimalaria, stomakika,
antidrabetika,
antelmintika
2. ALYXIAE CORTEX
Nama lain : Pulasari
Penggunaan : Bahan pewangi (campuran boreh),
karminativa,
antidemam
3. BURMANI CORTEX
Nama lain : Kulit manis jangan, Kulit kayu manis padang,
keningar.
Penggunaan : Diaforetika, karminativa, anti Iritansia, bahan
pewangi, bumbu
masak
4. CINCHONAE
CORTEX
Nama lain : Kulit kina, Peruvian bark, Jesuit bark
Penggunaan : Antipiretika, antimalaria, amara
5. CINNAMOMI
CORTEX
Nama lain : Kulit Kayu manis, Ceylon Cinnamon
Penggunaan : Karminativa, Menghangatkan lambung, dicampur
dengan
adstringensia lainnya untuk obat mencret.
6. GRANATI CORTEX
Nama lain : Kulit batang delima
Penggunaan : Pengelat (astringensia), antelmintika
7. GRANATI
PERCARPIUM/ GRANATI FRUCTUS CORTEX
Nama lain : Kulit buah delima, Granati Fructus Cortex
Penggunaan : Pengelat usus ( adstringensia), obat cacing
8. LITSEAE CORTEX
Nama lain : Kulit Krangean. Krangean
Penggunaan : Karninativa, spasmolitika, stomakika.
9. PARAMERIAE
CORTEX
Nama lain : Kulit Kayu rapat, Pegarsih
Penggunaan : Pengelat ( astringensia)
10. SYMPLOCI CORTEX
Nama lain : Kulit sariawan
Penggunaan : Antisariawan
11. SYZYGII
JAMBOLANI CORTEX
Nama
lain : Kulit Jamblang
Penggunaan : Astringensia, obat kencing manis.
BULBUS, CORMUS, LIGNUM, CAULIS,
TUBER
1. AUI SATIVI BULBUS
Nama lain : Bawang putih
Penggunaan : Antikolesterol, antiseptika, antipasmodik,
antiiritansia.
2. COLCHICI CORMUS
Nama lain : Daun umbi kolkisi
Penggunaan : Antireumatika.
3. SANTALI LIGNUM
Nama
lain : Kayu cendana
Penggunaan : Diuretika, karminativa, antispasmodic.
4. SAPPAN LIGNUM
Nama lain : Kayu secang
Penggunaan : Astringensia.
5. TINOSPORAE
CAULIS
Nama lain : Bratawali
Penggunaan : Obat demam, tonikum, dan antidiabetes.
6. SOLANI TUBERA
Nama lain : Umbi kentang
Penggunaan : Patinya (amylum) untuk bahan penoloong pembuatan
sediaan obat, untuk pengisi / pengikat.
HERBA
1. ANDROGRAPHIDIS
HERBA
Nama lain : Sambiloto
Penggunaan : Tonikum, antipiretika, diuretika.
2. BELLADONNAE
HERBA
Nama lain : Herba beladon
Penggunaan : Sesak nafas, nyeri, nyeri haid, parkinsonisme,
parasimpatolitik.
3. CENTELLAE HERBA
Nama lain : Herba pegangan, daun kaki kuda
Penggunaan : Diuretika, amara, tonikum, astringensia, obat
sariawan.
4. EQUISETI HERBA
Nama lain : Greges otot, rumput betung
Penggunaan : Diuretika
5. EPHEDRAE
EQUISETINAE HERBA
Nama lain : Herba ephedra equisetina
Penggunaan : Vasodilantasia, obat sesak nafas.
6. HIRTAE HERBA
Nama lain : Patikan kebo, gendong anak.
Penggunaan : Obat batuk, dan sedativa.
7. HYOSCYAMI HERBA
Nama
lain : Herba hiosrami, bison tobacco.
Penggunaan : Sesak nafas, nyeri, nyeri haid, parkinsonisme,
pesenang, parasimpatolitik, antipasmodik, melemaskan otot polos.
8. MENTHAE ARVENSITIS HERBA
Nama lain : Daun poko
Penggunaan : Karminativa, antispasmodic, diaforetika.
9. MENTHAE PIPERITAE HERBA
Nama lain : Herba pepermin, herba menta piperita
Penggunaan : Karminativa
10. PHILLANTHY
HERBA
Nama lain : Meniram
Penggunaan : Diuretika
11. SERPYLLI HERBA
Nama lain : Herba serpili
Penggunaan : Ekspetoransia.
12. STRAMONII HERBA
Nama lain : Herba stramonii
Penggunaan : Sesak nafas, nyeri, nyeri haid, parkinsonisme.
13. THYMI HERBA
Nama lain : Herba timi
Penggunaan : Obat batuk (ekspetoransia)
FOLIUM
1. ABRI FOLIUM
Nama lain : Daun saga
Penggunaan : Obat sariawan, obat batuk
2. ACHILEAE FOLIUM
Nama lain : Daun seribu
Penggunaan : Antipiretika, diaforetika, karminativa.
3. AGLAIAE FOLIUM
Nama lain : Daun pacar Cina
Penggunaan : Mengurangi haid, obat gonorhoe
4. APII
GRAVEOLENTIS FOLIUM
Nama lain : Daun seledri
Penggunaan : Stomakik, diuretika.
5. BAECKEAE FOLIUM
Nama lain : Daun jungrahab
Penggunaan : Diuretika, obat sakit perut, muntah (emetika)
6. BASILICI FOLIUM
Nama lain : Daun selasih
Penggunaan : Ekspetoransia, emenagoga, karminativa, pencegah
mual, amara, pengelat (adstringen), antiperetika, pereda kejang, pengobatan
pasca persalinan.
7. BATATASAE
FOLIUM
Nama lain : Daun ubi jalar
Penggunaan : Mempercepat pematangan bisul.
8. BLUMEAE FOLIUM
Nama lain : Daun sembung
Penggunaan : karminativa, sudorifika, obat batuk, adstringen.
9. CARICAE FOLIUM
Nama lain : Daun pepaya
Penggunaan : Anti demam, amara, obat disentri
10. CARYOPHYLLI
FOLIUM
Nama lain : Daun cengkeh
Penggunaan : Aromatik, karminatif, stimulant.
11. CASSIAE FOLIUM
Nama lain : Daun ketepeng
Penggunaan : Obat kurap, obat kelainan kulit yang disebabkan
oleh parasit kulit, pencahar, obat demam, adstringen.
12. COCA FOLIUM
Nama lain : Daun koka
Penggunaan : Diambil kokainnya dipakai untuk membuat minuman
coca setelah bebas kokainnya.
13. COLEI AMBONICI
FOLIUM
Nama lain : Daun jinten
Penggunaan : Antipiretik, analgetik, obat luka, sariawan, obat
batuk, mules.
14. CYMBOPOGONIS
FOLIUM
Nama lain : Daun sereh
Penggunaan : Karminatif, antispasmodik, antipiretik, amara,
penghalau serangga
15. DESMODII
TRIQUETRI FOLIUM
Nama lain : Daun duduk
Penggunaan : tonikum, diuretik
16. DIGITALIS
FOLIUM
Nama lain : Daun digitalis / daun jari
Penggunaan : Kardiatonika
17. DIGITALIS
LANATAE FOLIUM
Nama lain : Daun digitalis lanata
Penggunaan : Isolasi glukosida, terutama digoksina
18. ECLIPTAE FOLIUM
Nama lain : Daun urang-aring
Penggunaan : Adstringen, perawatan rambut.
19. ELEPHANTOPI FOLIUM
Nama lain : Daun tapakliman
Penggunaan : Anti demam, adstringen
20. GUAZUMAE FOLIUM
Nama lain : Daun Jatiblanda
Penggunaan : Astringen, obat langsing
21. GYNURAE PROCUMBESIS FOLIUM
Nama lain : Daun Sambung nyawa
Penggunaan : Antipiretika
22. GYNURAE SEGETUM FOLIUM
Nama lain : Daun DEWA
Penggunaan : Antihipertensi
23. HEMIGRAPHIDIS FOLIUM
Nama lain : Daun Sambang getih
Penggunaan : Diuretika
24. HIBISCI ROSA - SINENSIS FOLIUM
Nama lain : Daun Kembang Sepatu
Penggunaan : Kompres, Ekspektoran, Emoliensia
25. JASMIM FOLIUM
Nama lain : Daun Melati
Penggunaan : OBAT BISUL, menghentikan ASI
26. MURRAYAE FOLIUM
Nama lain : Daun Kemuning
Penggunaan : Antitirorda, obat gonomhoe
27. ORTHOSIPHONIS FOLIUM
Nama lain : Daun Kumis kuang, Daun remujung, Java tea
Penggunaan : Diuretika
28. PERSEAE FOLIUM
Nama lain : Daun Advokat
Penggunaan : Diuretika
29. PIPERISFOLIUM
Nama lain : Daun sirih
Penggunaan : Anti Sariawan, anti batuk, anti septic, obat kumur
30. POLYANTHEA FOLIUM
Nama lain : Daun Salam
Penggunaan : Anti Diare, Adstringensia.
31. PSIDII FOLIUM
Nama lain : Daun jambu biji
Penggunaan : Anti diare, adstringensia.
32. SAUROPI FOLIUM
Nama lain : Daun Katuk
Penggunaan : Memperlancar keluar ASI, obat bisul.
33. SENNAE FOLIUM
Nama lain : Daun Sena
Penggunaan : Pencahar
34. SERICOCALYAS FOLIUM
Nama lain : Strobilanthi Folium,, dsun kecibeling dan saun
ngokilo,
Daun
kejibeling.
Penggunaan : Diuretika
35. SONCHI FOLIUM
Nama lain : Daun Tempuyung
Penggunaan : Diuretika, Antiurolitiasis
36. SYMPLOCI FOLIUM
Nama lain : Daun Sariawan
Penggunaan : Obat Kumur
37. THEAE FOLIUM
Nama lain : Daun teh
Penggunaan : Antidotum pada keracunan, alcohol dan logam-logam,
logam berat, Analeptika, stimulansia.
FLOS
1. CARTHAMI FLOS
Nama
lain : Kembang pulu, kesumba
Penggunaan : Laksativa
2. CARYOPHYLLI
FLOS
Nama
lain : Cengkeh
Penggunaan : Stimulansia, obat mulas, menghilangkan rasa mual
dan
muntah
3. JASMINI FLOS
Nama
lain : Bunga melati
Penggunaan : Korigen odoris, antipiretik, penghenti ASI
4. MESSUAE FLOS
Nama
lain : Bunga nagasari
Penggunaan : Antidiare, aromatikum, ekspektoran
5. PYRETHRI FLOS
Nama
lain : Bunga piretri/ bunga krisan
Penggunaan : Racun Serangga
6. WOODFORDIAE FLOS
Nama
lain : Bunga Sidawayah
Penggunaan : Astringensia.
FRUCTUS
1. AMOMI FRUCTUS
Nama lain : Kapulaga, kapol, cardamomi fructus
Penggunaan : Bumbu masak, bahan pewangi, karminativa, dibuat
tingtur.
2. ANISI FRUCTUS
Nama
lain : Buah adasmanis
Penggunaan : Karminativa, obat mulas.
3. BRUCEAE FRUCTUS
Nama
lain : Tambara marica, buah Makassar
Penggunaan : Obat disentri, hemostatika.
4. CAPSICI FRUCTUS
Nama
lain : Cabe, capsicum cayenne pepper, lombok
Penggunaan : Stomakikum, tingturnya sebagaai obat gosok.
5. CAPSICI FRUTESCENTIS FRUCTUS
Nama
lain : Buah cabe rawit
Penggunaan : Stimulan, stomakikum, karminativa.
6. COPTICI FRUCTUS
Nama lain : Buah mungsi
Penggunaan : Karminativa, desinfektansia.
7. CORIANDRI
FRUCTUS
Nama
lain : Ketumbar
Penggunaan : Bumbu masak karminativa.
8. CUBEBAE FRUCTUS
Nama lain : Buah kemukus
Penggunaan : Obat radang selaput lendir, saluran kemih
9. CUMINI FRUCTUS
Nama
lain : Buah jinten putih
Penggunaan : Stimulans, karminatif,stomakikum.
10. FOENICULI
FRUCTUS
Nama
lain : Buah adas
Penggunaan : Karminatif, obat mulas, obat gosok anak.
11. GOSSYPIUM
DEPURATUM
Nama
lain : Kapas murni
Penggunaan : Untuk alat keshatan
12. ISORAE FRUCTUS
Nama
lain : Buah puteran, kayu ules
Penggunaan : Antidiare
13. MELALEUCA
FRUCTUS
Nama
lain : Buah kayu putih
Penggunaan : Karminativa
14. MORINDAE
CITRIFOLIAE FRUCTUS
Nama
lain : Mengkudu, pace, buah noni
Penggunaan : Antidiabetika, antihipertensi, roboransia,
ekspetoransia.
15. PANDANUS
CONIDEUS FRUCTUS
Nama
lain : Papuan Red Fruit/ Buah Merah
Penggunaan : Obat tekanan darah tinggi, asam urat,anti
kolesterol, obat kanker, Tumor dan HIV.
16. PAPAVERIS
FRUCTUS
Nama
lain ; Buah Opium, buah candu
Penggunaan : Sedativa ringan, untuk obat batuk.
17. PHALERIAE
FRUCTUS
Nama
lain : Buah Mahkota dewa, phaleria papuana.
Penggunaan : Antihipertensi, asam urat, anti diabetes, lever,
kanker,
Pendarahan
dan membersihkan racun.
18. PIPERIS ALBI
FRUCTUS
Nama
lain : Lada putih, merica putih.
Penggunaan : Karminativa, bumbu masak.
19. PIPERIS NIGRI
FRUCTUS
Nama
lain : Lada hitam, merica hitam
Penggunaan : Karminativa, iritasi lokal.
20. RETROFRACTI
FRUCTUS
Nama
lain : Cabe jawa, lada panjang, cabe jamu.
Penggunaan : Stimulansia, karminativa, diaforetika.
21. TAMARINDI PULPA
FRUCTUS
Nama
lain : Asam jawa, Pulpa Tamarindorum cruda.
Penggunaan : Pencahar lemah.
22. VANILLAE
FRUCTUS
Nama
lain : Buah Vanili
Penggunaan : Bahan Pewangi.
23. WOODFORDIAE
FRUCTUS
Nama lain : Bunga Sidowayah
Penggunaan : Adstringen.
SEMEN
1. ARECAE SEMEN
Nama
lain : Biji pinang, Jambe.
Penggunaan : Memperkecil pupil mata, obat cacing
(antelmintika)
terutama cacing pita, untuk makan sirih
2. COFFEAE SEMEN
Nama
lain ; Biji kopi
Penggunaan : Antidota, antipiretik, diuretik.
3. COLAE SEMEN
Nama lain : biji kola
Penggunaan : minuman yang menyegarkan seperti halnya dengan
teh,
Kopi,
guarana dan lain-lainnya berisi kofeina.
4. CUCURBITAE
SEMEN
Nama
lain : Biji labu merah
Penggunaan : Obat cacing pita
5. FOENIGRAECI
SEMEN
Nama
lain : Biji klabet
Penggunaan : Bahan pewangi
6. MYRISTICAE
SEMEN
Nama
lain : Pala, Nutmeg, Nux Moschata.
Penggunaan : bahan pewangi, karminativa, stimulansia setempat
terhadap
saluran pencernaan, miristin berkhasiat
membius,
menyebabkan rasa kantuk, dan memperlambat
pernafasan.
7. MYRISTICAE
ARILUS
Nama
lain : Kembang pala, macis.
Penggunaan : Karminativa, aroma.
8. MYRISTICAE
PERICARPIUM SEMEN
Nama lain : Kulit buah pala.
Penggunaan : Karminativa, aromatik
9. NIGELLAE
DAMASCENAE SEMEN
Nama
lain : Biji jinten hitam manis
Penggunaan : Karminativa.
10. NIGELLAE
SATIVAE SEMEN
Nama
lain ; Biji jinten hitam pahit.
Penggunaan : Stimulan, Karminativa, diaforentika.
11. PARKIAE SEMEN
Nama
lain : Biji kedawung, Biglobosae semen.
Penggunaan : anti diare, adstringen.
12. STRYCHNI SEMEN
Nama
lain : Biji Strihni
Penggunaan ; Amara, stimulansia, antidota.
AMYLUM
1. AMYLUM MAMHOT
Nama
lain : Pati singkong
Penggunaan : Bahan penolong bahan sediaan obat.
2. AMYLUM MAYDIS
Nama
lain : Pati jagung, Maizena, corn starch.
Penggunaan : Zat tambahan.
3. AMYLUM ORYZAE
Nama
lain : Pati beras.
Penggunaan : Bahan penolong dari sediaan obat.
4. AMYLUM SOLANI
Nama
lain : Pati kentang.
Penggunaan : Bahan penolong bahan sediaan obat.
5 AMYLUM TRITICI
Nama
lain : Pati gandum, pati terigu
Penggunaan : Bahan penolong pada pembuatan sediaan obat
OLEUM
1. OLEUM ANISI
Nama lain : Minyak adasmanis, anise oil, assentia anisi
Penggunaan : Obat batuk, perangsang peristaltik pada mulas.
2. OLEUM ARACHIDIS
Nama lain : Minyak kacang, peanut oil
Penggunaan : Sebagai pengganti minyak zaitun untuk
pembuatan
margarine dan sabun
3. OLEUM AURANTII
Nama lain : Minyak jeruk manis
Penggunaan : Obat bronchitis menahun, bahan pewangi
4. OLEUM CACAO
Nama lain : Lemak coklat
Penggunaan : Kosmetik, supositoria
5. OLEUM CAJUPUTI
Nama lain : Minyak kayu putih
Penggunaan : Sebagai obat gosok pada sakit encok dan rasa
nyeri
lainnya, kadang-kadang untuk obat batuk.
6. OLEUM CANANGA
Nama lain : Minyak kenanga
Penggunaan : Zat tambahan parfum.
7. OLEUM
CARCHARIDIS
Nama lain : Minyak ikan hiu
Penggunaan : Sumber kalori dan pengobatan avitaminosa A dan D
8. OLEUM CARYOPHYLI
Nama lain : Minyak cengkeh, clove oil
Penggunaan : Obat
sakit gigi, mules, kadang untuk obat batuk.
9. OLEUM CINNAMOMI
Nama lain : Minyak kayu manis, Oleum ciaoi
Penggunaan : Obat gosok, obat mulas, pengawet sirop
10. OLEUM CITRI
Nama lain : Minyak jeruk, lemon oil
Penggunaan : Obat batuk, perangsang peristaltik pada mulas,
bahan
pewangi
11. OLEUM
CITRONELLAE
Nama lain : Minyak sereh
Penggunaan : Parfum dan penghalau serangga karena
mengandung
metilheptanon
12. OLEUM COCOS
Nama lain : Minyak kelapa, coconut oil
Penggunaan : Untuk membuat salep, shampoo, sabun yang
dapat
dipakai untuk mencuci dengan air laut atau
air
yang kadar kalsiumnya tinggi
13. OLEUM COPTICI
Nama lain : Minyak mungsi
Penggunaan : Isolasi timol, karminativa.
14. OLEUM CORIANDRI
Nama lain : Minyak ketumbar
Penggunaan : Bahan pewangi dan karminativa.
15. OLEUM EUCALYPTI
Nama lain : Minyak ekaliptus
Penggunaan : Germisida, obat batuk, antiseptika saluran
pernafasan.
16. OLEUM FOENICULI
Nama lain : Minyak adas
Penggunaan : Obat gosok bayi, obat mulas untuk anak-anak,
karminativa lemah, terbanyak dipakai sebagai bahan
pewangi aqua foeniculi.
17. OLEUM IECORIS
ASELLI
Nama lain : Minyak ikan, oleum morrhuae, cod liver oil
Penggunaan : Sumber vitamin A tidak kurang dari 600 S . I tiap
gram dan sumber vitamin D tidak kurang dari 80 S . I tiap gram, bahan salep.
18. OLEUM MAYDIS
Nama lain : Minyak jagung
Penggunaan : Zat tambahan, pengganti minyak lemak bagi pasien
yang tinggi kadar kolesterolnya.
19. OLEUM MENTHAE
PIPERITAE
Nama lain : Minyak permen, peppermint oil
Penggunaan : Karminativa, stimulansia, sebagai alat mulas.
20. OLEUM
MYRISTICAE
Nama lain : Minyak pala, nutmeg oil
Penggunaan : Karminativa, stimulansia lambung.
21. OLEUM
MYRISTICAE EKSPRESSUM
Nama lain : Lemak pala, oleum nucistae, nutmeg oil
Penggunaan : Obat gosok, stimulansia luar.
22. OLEUM OLIVAE
Nama lain : Minyak zaitun, olive oil, sweet oil.
Penggunaan : Bahan makanan, pencahar lemah.
23. OLEUM
POGOSTEMONI
Nama lain : Minyak nilai
Penggunaan : Zat tambahan, bahan pewangi.
24. OLEUM RACINI
Nama lain : Minyak jarak, castor oil
Penggunaan : Pencahar (hati-hati pada wanita yang sedang hamil
atau sedang haid). Jangan dicampur dengan obat cacing yang dapat larut dalam
minyak, hair tonic.
25. OLEUM ROSAE
Nama lain : Minyak mawar, rose oil
Penggunaan : Bahan pewangi.
26. OLEUM SESAMI
Nama lain : Minyak wijen, sesame oil
Penggunaan : Bahan makanan, sebagai obat luar untuk melemaskan
kulit, untuk pembuatan plester, sabun, salep, liniment.
27. OLEUM SHOREAE
Nama lain : Minyak tengkawang, Borneo talk
Penggunaan : Bahan kosmetika dan suppositoria.
28. OLEUM
VETIVERIAE
Nama lain : Minyak akarwangi
Penggunaan : Zat tambahan, bahan pewangi
- Obat Jerawat Herbal
ReplyDelete- Obat Pelangsing Badan
- Obat Pembesar Penis
- Obat Perangsang Wanita
- Alat Bantu Sex
wah... cocok sekali untuk referensi tugas kuliah saya. trims, semoga ini bisa diterima dosen saya sebagai referensi online.
ReplyDeleteInfo Herbal mungkin bermanfaat:
Obat Tradisional Kolesterol
Terima kasih. Sangat membantu!
ReplyDelete