Analgetik-Antipiretik
•
Analgetik
obat yang
mengurangi/menghilangkan rasa nyeri
•
Antipiretik
obat yang menurunkan suhu tubuh
Berdasarkan
kerja farmakologinya
1.
Analgetika perifer (non-narkotika)
- Tidak bekerja sentral (bekerja terutama pd perifer)
& tidak bersifat narkotika.
- bersifat antipiretika & kebanyakan bersifat antiinflamasi
& antireumatik.
2. Analgetika narkotika
- bekerja sentral (hipnoanalgetika)
- berkhasiat kuat
- Menghalau rasa nyeri hebat (kanker).
ANALGETIK
PERIFER
1.
Parasetamol
2.
Salisilat : asetosal, salisilamid, benorilat
3.
NSAID (Non Steroid Anti Inflamation Drug’s)
4.
Derivat
antranilat : mefenaminat, asam niflumat glafenin, floktafenin.
5.
Derivat
pirazolinon : aminofenazon, isopropilfenazon, isopropilaminofenazone,
metamizol.
6.
Lain-lain
: benzidamin.
Gol.
SALISILAT
•
Sinonim
: Asetosal, Aspirin, Aspilets
•
Analgetik-antipiretik-antiinflamasi
tertua di dunia (1899), digunakan ad kini di dunia. Penggunaan sangat luas
& golongan obat bebas.
•
Sebagai
prototipe, juga standar dalam menilai efek obat sejenis.
•
Indikasi :
–
Sebagai
analgetik & anti-inflamasi &
obat rema (artritis reumatoid, osteoartritis).
–
Pengobatan
nyeri ringan sampai sedang.
–
Penurun
demam.
–
Profilaksis
serangan iskemik transien (transient ischemic attack / TIA).
–
Profilaksis
infark miokard.
Farmakodinamik
/ mekanisme kerja aspirin
A.
Mekanisme kerja sbg analgetik-antipiretik-antiinflamasi (umum) : aspirin menghambat
biosintesis enzim siklooksigenase menjadi endoperoksida, shg menurunkan atau
bahkan menghambat sintesis prostaglandin (PG), tromboxan A2 (TX-A2), tetapi
tidak menurunkan leukotrien.
B.
Mekanisme Efek Analgetik :
aspirin menghambat PG secara
perifer dan juga menekan rangsang nyeri di level sub-
korteks; efektif untuk meredakan
nyeri ringan – sedang ( nyeri otot, pembuluh darah, gigi,
post persalinan, artritis).
C.Mekanisme Efek Antipiretik :
Demam
yg menyertai infeksi peradangan akibat 2 hal yaitu:
1).
Pembentukan PG di dalam SSP sbg respon terhadap bakteri pirogen.
2).
Efek interleukin-1 (IL-1) di hipotalamus; IL-1 dihasilkan makrofag untuk
aktivasi limfosit & dilepaskan selama peradangan.
Aspirin menghambat keduanya shg
dapat mengatur kembali termoregulator di hipotalamus, shg terjadi pelepasan
panas secara vasodilatasi & disertai pembentukan banyak keringat.
D.
Mekanisme Efek Antiinflamasi :
akibat gagalnya produksi PGE2 /
PGF2 sebagai mediator radang.
E. Mekanisme Efek Antitrombotis :
aspirin memblokir iso-enzim syclooxygenase
(COX-1) secara sementara (seumur hidupnya trombosit) shg sintesa tromboxan A-2
(TX A-2) tidak terjadi. TX A-2 bersifat trombotis dan vasokonstriktif. Dengan demikian aspirin
menghambat agregasi trombosit shg banyak digunakan sebagai alternatif pd
antikoagulansia untuk obat pencegah serangan infark miokard dan TIA.
Farmakokinetika
aspirin
1.
Absorpsi :
sempurna dari usus halus bagian atas; karena bersifat asam, absorpsi juga
terjadi di lambung; mengalami FPE & hidrolisa selama absorpsi shg BA menurun.
2.
Distribusi :
cepat & luas, menembus plasenta & masuk ASI.
3.
Metabolisme
: oleh hati.
4.
Ekskresi :
metabolit inaktif melalui ginjal.
5.
Waktu paruh
: 2 – 3 jam (dosis 1 – 3 gram/hari).
ESO ( Efek samping Obat )
1.
Iritasi
mukosa lambung bahkan perdarahan GI, karena asetosal bersifat asam → dikurangi
melalui kombinasi dg antasidum (MgO, AlOH3, CaCO3)/garam kalsiumnya
(carbasalat, ascal).
2.
Pd
dosis besar menghilangkan efek pelindung dari prostasiklin (PGI2) terhadap
mukosa lambung (sintesa PGI2 dihambat oleh blokade siklo-oxigenase), shg
terjadi dispepsia, heart burn, mual, muntah, anoreksia, nyeri perut.
3.
Anemia
hemolitis.
4.
Tinitus,
kehilangan pendengaran.
5.
Pd
pasien asma (meskipun dosis kecil) dapat terjadi efek serius, yaitu kejang
bronchi hebat yg memicu serangan asma.
6.
Reaksi
alergi kulit bahkan anafilaksis.
0 komentar:
Post a Comment