Definisi kesulitan belajar
Secara harfiah kesulitan belajar
merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris “Learning Disability”
yang berarti ketidakmampuan belajar. Kata disability diterjemahkan
”kesulitan” untuk memberikan kesan optimis bahwa anak sebenarnya masih mampu
untuk belajar. Istilah lain learning disabilities adalah learning
difficulties dan learning differences. Ketiga istilah
tersebut memiliki nuansa pengertian yang
berbeda. Di satu pihak, penggunaan
istilah learning differences lebih bernada positif, namun di pihak
lain istilah learning disabilities lebih menggambarkan kondisi
faktualnya. Untuk menghindari bias dan perbedaan rujukan, maka digunakan
istilah ‘Kesulitan Belajar’.
Berikut ini beberapa definisi mengenai kesulitan belajar.
Menurut Badan Penasihat Nasional Penyandang Cacat Amerika Serikat
mendefinisikan learning disability dalam rumusan berikut: “Specific
learning disability” means a disorder in one or more of the basic
psychological processes involved in understanding or in using language, spoken
or written, which may manifest it self in an imperfect ability to listen,
think, speak, read, write, spell, or to do mathematical
calculation. The term include such conditions as perceptual handicap, brain
injury, minimal brain dysfunction¸ dyslexia, and developmental
aphasia. The term doesn’t include children who have learning problems which are
primarily the result of visual, hearing, or motor handicaps, of mental
retardation, or emotional disturbance or of environmental, cultural, or
economic disadavantage.
Definisi tersebut menunjukan
bahwa learning diability tidak digolongkan ke dalam salah satu
keluarbiasaan, melainkan merupakan kelompok tersendiri. Kesulitan belajar lebih
didefinisikan sebagai gangguan perseptual, konseptual, memori maupun ekspresif
di dalam proses belajar. Gangguan ini dapat terjadi di berbagai tingkatan
kecerdasan, namun learning disability lebih terkait dengan
tingkat kecerdasan normal atau bahkan di atas normal. Anak-anak yang
berkesulitan belajar memiliki ketidakteraturan dalam proses fungsi mental dan
fisik yang bisa yang bisa menghambat alur belajar yang normal, menyebabkan
keterlambatan dalam kemampuan perseptual motorik tertentu atau kemapuan
berbahasa. Umumnya masalah ini tampak ketika anak mulai mempelajari mata-mata
pelajaran dasar seperti menulis, membaca, menghitung dan mengeja.
Sedangkan menurut Hammill, et al., (1981),
kesulitan belajar adalah beragam bentuk kesulitan yang nyata dalam aktivitas
mendengarkan, bercakap-cakap, membaca, menulis, menalar, dan/atau dalam
berhitung. Gangguan tersebut berupa gangguan intrinsik yang diduga
karena adanya disfungsi sistem saraf pusat. Kesulitan belajar bisa terjadi
bersamaan dengan gangguan lain (misalnya gangguan sensoris, hambatan sosial,
dan emosional) dan pengaruh lingkungan (misalnya perbedaan budaya atau proses
pembelajaran yang tidak sesuai). Gangguan-gangguan eksternal tersebut tidak
menjadi faktor penyebab kondisi kesulitan belajar, walaupun menjadi faktor yang
memperburuk kondisi kesulitan belajar yang sudah ada.
Menurut ACCALD (Association Committee for
Children and Adult Learning Disabilities) dalam Lovitt, (1989), kesulitan
belajar khusus adalah suatu kondisi kronis yang diduga bersumber dari masalah
neurologis, yang mengganggu perkembangan kemampuan mengintegrasikan dan
kemampuan bahasa verbal atau nonverbal. Individu berkesulitan belajar memiliki
inteligensi tergolong rata-rata atau di atas rata-rata dan memiliki cukup kesempatan
untuk belajar. Mereka tidak memiliki gangguan sistem sensoris.
NJCLD (National Joint Committee of Learning
Disabilities) dalam Lerner, (2000), kesulitan belajar adalah istilah umum
untuk berbagai jenis kesulitan dalam menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan
berhitung. Kondisi ini bukan karena kecacatan fisik atau
mental, bukan juga karena pengaruh factor lingkungan, melainkan karena
faktor kesulitan dari dalam individu itu sendiri saat mempersepsi dan melakukan
pemrosesan informasi terhadap objek yang diinderainya.
Untuk memperjelas tentang
kesulitan belajar dalam rencana penelitian ini, penulis akan memaparkan
beberapa pengertian menurut pendapat para ahli sebagai berikut : Kesulitan
Belajar Kesulitan belajar yang didefenisikan oleh The United States Office of
Education (USOE) yang dikutip oleh Abdurrahman (2003 : 06) menyatakan bahwa
kesulitan belajar adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses
psikologis dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa ajaran atau
tulisan. Di samping defenisi tersebut, ada definisi lain yang yang dikemukakan
oleh The National Joint Commite for Learning Dissabilites (NJCLD) dalam
Abdurrahman (2003 : 07) bahwa kesulitan belajar menunjuk kepada suatu kelompok
kesulitan yang didefenisikan dalam bentuk kesulitan nyata dalam kematian dan
penggunan kemampuan pendengaran, bercakap-cakap, membaca, menulis, menalar atau
kemampuan dalam bidang studi biologi Sedangkan menurut Sunarta (1985 : 7)
menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan kesulitan belajar adalah “kesulitan yag
dialami oleh siswa-siswi dalam kegiatan belajarnya, sehingga berakibat prestasi
belajarnya rendah dan perubahan tingkahlaku yang terjadi tidak sesuai dengan
partisipasi yang diperoleh sebagaimana teman-teman kelasnya.
Berdasarkan pendapat di atas
dapat dipahami bahwa kesulitan belajar adalah suatu keadaan dalam proses
belajar mengajar dimana anak didik tidak dapat belajar sebagaimana mestinya.
Kesulitan belajar pada dasarnya adalah suatu gejala yang nampak dalam berbagai
manivestasi tingkahlaku, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan
bahwa kesulitan belajar merupakan beragam gangguan dalam menyimak, berbicara,
membaca, menulis, dan berhitung karena faktor internal individu itu sendiri,
yaitu disfungsi minimal otak. Kesulitan belajar bukan disebabkan oleh faktor
eksternal berupa lingkungan, sosial, budaya, fasilitas belajar, dan lain-lain.
0 komentar:
Post a Comment